Ada Kelompok Kecil Pendukung ISIS di Indonesia

Reporter

Senin, 25 Januari 2016 11:08 WIB

Tentara Irak merayakan kemenangannya sambil memegang bendera ISIS di pusat kota Ramadi, Irak, 19 Januari 2016. Pasukan Irak telah mengambil alih Ramadi setelah militan ISIS menguasainya sejak 2014 lalu. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil sigi Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menemukan masih ada kelompok minoritas masyarakat Indonesia yang mendukung gerakan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan menuturkan kelompok kecil ini sangat mudah dicekoki paham radikal ISIS. “Sebab, dalam terorisme, yang mereka butuhkan adalah sedikit orang untuk melakukan aksi sesuai dengan kepentingan mereka,” kata Djayadi dalam pemaparan hasil surveinya, akhir pekan lalu.

Survei dilakukan pada 10-20 Desember 2015, sebelum adanya tragedi ledakan di Jalan M.H. Thamrin. Populasi survei adalah warga Indonesia yang memiliki hak pilih. Dari populasi itu, dipilih secara acak sebanyak 1.220 responden. Responden yang diwawancarai secara valid sebesar 997 orang atau 82 persen untuk kemudian dilakukan analisis. Hasil survei ini memiliki margin of error sekitar 3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Djayadi berujar, dari hasil itu, ditemukan 4,4 persen responden tak menilai ISIS sebagai ancaman. Bahkan, berdasarkan sigi tersebut, 0,3 persen responden membo‎lehkan ISIS berada di Indonesia.

Kemudian 0,8 persen responden sepakat dengan perjuangan yang dilakukan organisasi pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi tersebut. ‎Kelompok kecil inilah yang kemungkinan diincar jaringan ISIS di Indonesia. “Kurangnya pendidikan dan informasi menyebabkan mereka tidak tahu apa yang dilakukan ISIS,” ucapnya.

Ia juga menilai, jika dilihat dari lokasinya, masyarakat pedesaan tak terlalu merasa terancam oleh ISIS ketimbang warga kota. "Itulah kenapa teroris banyak bersembunyi di desa."

Deputi II Bidang Penindakan Badan Nasional Penanggulangan Teroris Inspektur Jenderal Arief Dharmawan mengakui hal tersebut. Menurut dia, butuh upaya pencegahan atau deradikalisasi. “Tapi masalahnya, proses deradikalisasi ini tidak seperti makan cabai langsung pedas.”

REZA ADITYA | FAIZ NASHRILLAH




Berita terkait

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

41 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

16 April 2021

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

Massa kelompok Islam radikal Pakistan bentrok dengan polisi untuk memprotes penangkapan pemimpin mereka yang menuntut dubes Prancis diusir.

Baca Selengkapnya

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

3 November 2020

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

Prancis menjadi sorotan sejak peristiwa pembunuhan guru asal Paris. Penyebabnya, pernyataan mereka soal paham radikal. Diduga lost in translation.

Baca Selengkapnya

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

Kepala pemerintahan dan politisi dari berbagai negara bereaksi atas aksi terorisme yang terjadi Notre-dame Basilica, Nice, Prancis.

Baca Selengkapnya

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

Dewan Keimanan Muslim Prancis mengutuk peristiwa teror yang terjadi di Gereja Notre-Dame Basilica, Nice Kamis ini

Baca Selengkapnya

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

29 Oktober 2020

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

Presiden Prancis Emmanuel Macron bergegas menuju Gereja Notre Dame Basilica di Nice yang menjadi lokasi aksi teror terbaru.

Baca Selengkapnya

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

29 Oktober 2020

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

Pemerintah Turki menyatakan akan mengambil jalur hukum atas perkara karikatur Recep Tayyip Erdogan di majalah Charlie Hebdo

Baca Selengkapnya

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

29 Oktober 2020

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

Pemerintah Prancis merespon kecaman Turki perihal karikatur Presiden Recep Tayyip Erdogan di sampul halaman majalah satir Charlie Hebdo.

Baca Selengkapnya

Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

29 Oktober 2020

Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

Presiden Iran Hassan Rouhani ikut berkomentar soal ketegangan antara Prancis dan Turki yang dipicu oleh karikatur Nabi Muhammad dari Charlie Hebdo

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mau Perkuat Hukum Sekuler Prancis untuk Lawan Islam Radikal

6 Oktober 2020

Emmanuel Macron Mau Perkuat Hukum Sekuler Prancis untuk Lawan Islam Radikal

Emmanuel Macron akan mengusulkan rancangan undang-undang yang akan menguatkan penegakan sekuler untuk melawan Islam radikal.

Baca Selengkapnya