Siap Jadi Transmigran, Gafatar Mau Kembali ke Kalimantan  

Reporter

Minggu, 24 Januari 2016 10:50 WIB

Sejumlah warga eks-Gafatar tiba di terminal keberangkatan di Bandara Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, 22 Januari 2016. ANTARA/Jessica Helena Wuysang

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) protes dengan kebijakan TNI dan Polri yang memulangkan paksa mereka ke kampung halaman dari Kalimantan Barat.

"Ini benar-benar melanggar hak asasi manusia. Seharusnya yang ditangkap itu koruptor. Masak, petani dibikin seperti tawanan,” kata Dae, 23 tahun, warga Buton, pada Minggu dinihari, 24 Januari 2016.

Anggota Gafatar yang mengaku mahasiswa Institut Kesenian Jakarta ini tinggal di rumah kontrakan di Kabupaten Bengkayang. Sehari-hari, dia bekerja sebagai penjual lukisan yang keuntungannya dipakai membeli bibit tanaman untuk pertanian.

Dae menyaksikan ribuan kawan-kawannya di beberapa kabupaten di Kalimantan Barat dipulangkan paksa oleh anggota TNI dan Polri. Padahal, ucap dia, anggota Gafatar di Indonesia siap membangun ketahanan pangan.

Menurut Dae, media massa berlaku tidak adil kepada anggota Gafatar. “Kekhawatiran yang tidak mendasar menyebabkan pengusiran. Padahal kami tidak mempengaruhi orang lain,” tuturnya.

Dae menjelaskan, para anggota Gafatar pasti akan kembali, sekalipun harus mengikuti program transmigrasi sesuai dengan keinginan pemerintah. “Ini soal kuat-kuatan saja. Semua warga sudah komitmen bertani. Kami pasti kembali,” katanya.

Endang, asal Sleman yang ‘hijrah’ menjadi petani bersama anak, menantu, dan cucunya, juga menyatakan rasa keheranannya. “Apa polisi bisa menangkap siapa yang melakukan pembakaran rumah kami? Barang-barang kami dibakar. Itu kan tindak kejahatan,” ucapnya.

Endang bermukim di Moton Panjang dan bekerja sebagai pembuat pupuk yang dibeli warga setempat. Soal keyakinan, baik Dae maupun Endang mengaku menganut kepercayaan.

Dae penganut Karaeng, sedangkan Endang mengaku Kejawen. Adapun Sutrisna dari Tangerang, mengaku penganut Sunda Wiwitan. “Agama leluhur,” ucapnya.

Mereka terpaksa mencantumkan salah satu agama yang diakui di Indonesia dalam kartu identitasnya. “Orang yang ada agama belum tentu beribadah toh?” ujarnya. Hal yang paling penting, ucap mereka, adalah berbuat baik di masyarakat.

ASEANTY PAHLEVI




Berita terkait

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

18 jam lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

33 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

50 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

5 Kuliner Khas Pontianak

27 Oktober 2023

5 Kuliner Khas Pontianak

Berikut beberapa kuliner khas kota Pontianak yang tak boleh dilewatkan jika mengunjungi kota ini

Baca Selengkapnya

Jejak Kota Pontianak Didirikan Sultan Syarif Abdurrahham Alkadrie pada 1771

23 Oktober 2023

Jejak Kota Pontianak Didirikan Sultan Syarif Abdurrahham Alkadrie pada 1771

Sejarah Kota Pontianak merentang sekitar 3 abad silam, dan dalam sejarahnya, kota ini dikenal dengan nama Pinyin (Kundian) oleh etnis Tionghoa.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Pontianak Sempat Tak Sehat, Hari Ini Membaik Berkat Hujan

8 September 2023

Kualitas Udara Pontianak Sempat Tak Sehat, Hari Ini Membaik Berkat Hujan

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak, Kalimantan Barat Syarif Usmulyono mengatakan kualitas udara di Kota Pontianak berangsur membaik.

Baca Selengkapnya

KPU Kalbar Tetapkan DPT Pemilu 2024, Masih Ada Masalah Soal Status Warga Perum IV

28 Juni 2023

KPU Kalbar Tetapkan DPT Pemilu 2024, Masih Ada Masalah Soal Status Warga Perum IV

Rapat penetapan DPT Pemilu 2024 KPU Kalbar diwarnai protes dari Bawaslu soal nasib warga Perum IV yang tak juga kelar.

Baca Selengkapnya

Disebut Berkaitan, Gafatar Milik Ahmad Musadeq dan Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang, Ini Profil Keduanya

26 Juni 2023

Disebut Berkaitan, Gafatar Milik Ahmad Musadeq dan Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang, Ini Profil Keduanya

Berikut profil Ponpes Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang, dan Gafatar yang didirikan Ahmad Musadeq. Apa persamaan dan perbedaannya?

Baca Selengkapnya

Hubungan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang dengan Pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq

26 Juni 2023

Hubungan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang dengan Pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq

Mantan pengurus Al Zaytun, Ken Setiawan menyebut pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang berkaitan dengan pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq. Soal NII?

Baca Selengkapnya