Ratusan mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dipulangkan dari Kalimantan tiba di Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Jawa Timur, 23 Januari 2016. Sebanyak 373 orang dewasa dan 32 anak-anak asal Jawa Timur eks-Gafatar tersebut selanjutnya dibawa ke penampungan sementara di Gedung Transito, Margorejo, Surabaya. ANTARA/Umarul Faruq
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Sosial telah memindahkan 1.300 anggota organisasi kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dari Kalimantan Barat ke Jawa sejak Jumat, 23 Januari 2016.
“Mereka diberangkatkan dengan jalur udara enam penerbangan dan jalur laut menaiki satu KRI,” kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa melalui keterangan pers, Sabtu, 23 Januari 2016.
Pada Sabtu kemarin, diberangkatkan tiga penerbangan, yang sudah tiba di Jakarta. Penumpang dari dua penerbangan akan dikarantina di Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC). Lalu penumpang dari satu penerbangan lagi di balai milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Menurut Khofifah, di RPTC sebagai tempat transit, para eks anggota Gafatar tersebut akan didata. Menurut dia, ada beberapa orang yang telah menjual semua harta benda. Nantinya mereka mungkin akan ditawari mengikuti program transmigrasi ke Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Andi Zaenal Abidin Dulung mengatakan 1.300 eks anggota Gafatar ini terdiri atas orang dewasa serta anak-anak. “Ada 663 dari 1.300 orang yang merupakan balita dan anak-anak,” katanya.
Menurut Andi, beberapa anggota Gafatar sudah ada yang didatangi keluarganya. Ada pula yang memang sudah tidak punya keluarga.
Dalam tiga hari ke depan, pihaknya akan melakukan pendataan sebelum memulangkan mereka ke keluarga masing-masing. Selanjutnya pemerintah akan mencari jalan keluar bagi eks anggota Gafatar yang sudah tidak memiliki keluarga.
Para eks anggota Gafatar dari Pontianak, kata Andi, kebanyakan berasal dari Jawa dan Lampung. Mereka melakukan kegiatan bertani dan berdagang selama di Pontianak. “Yang pasti, evakuasi ini dilakukan agar para eks Gafatar tidak menjadi korban amuk massa di Pontianak,” tuturnya.
Sebelumnya, ratusan warga eks anggota Gafatar yang menetap di Kabupaten Mempawah telah dievakuasi ke Kota Pontianak seiring dengan makin kerasnya desakan warga sekitar meminta mereka keluar dari Mempawah. Kejadian ini membuat pemerintah turun tangan dan mengungsikan para eks anggota Gafatar tersebut.