Seorang anak dari warga eks-Gafatar termenung di jendela gedung penampungan di Detasemen Pembekalan dan Angkutan Komando Daerah Militer XII/Tanjung Pura di Pontianak, Kalimantan Barat, 20 Januari 2016. Para warga eks-Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dievakuasi dari Kabupaten Mempawah karena diusir paksa oleh masyarakat setempat rencananya akan dipulangkan pemerintah ke daerah asal dengan menggunakan kapal milik TNI AL. ANTARA/Jessica Helena Wuysang
TEMPO.CO, Surabaya - Hari ini sebanyak 373 orang dan 32 balita mantan anggota Gafatar tiba di Bandara Internasional Juanda. Mereka datang menggunakan dua pesawat Boeing 737-800 milik maskapai penerbangan Lion Air.
"Mereka datang pada pukul 04.00," kata Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf kepada wartawan saat penjemputan di Bandara Juanda pagi ini, Sabtu, 23 Januari 2016.
Para mantan Gafatar itu datang ke Surabaya dengan dua gelombang. Gelombang pertama berjumlah 186 orang dan 13 balita datang lebih dulu pada pukul 04.00 di Juanda. Selang 30 menit kemudian, gelombang kedua menyusul dengan 187 orang dan 19 balita.
Setelah turun dari pesawat, mereka langsung naik 15 bus dan dibawa ke Transito, sebuah balai milik Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Jawa Timur. "Mereka akan di sana sampai hari Selasa," tutur Gus Ipul, sapaan akrab Syaifullah Yusuf.
Selama di Transito, para eks Gafatar itu akan mendapatkan bimbingan secara agama dari Majelis Ulama Indonesia dan organisasi Islam, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Selain itu, mereka akan didata dan ditanya masalah-masalah yang mereka hadapi ketika dikembalikan ke daerah masing-masing.
"Kami akan data satu per satu. Kami tanya apa mereka masih punya keluarga di daerah asal, termasuk bagaimana kondisi mereka," ujar Gus Ipul.