Mantan Gafatar Ditawari Program Transmigrasi  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Sabtu, 23 Januari 2016 09:32 WIB

Sejumlah eks-Gafatar berunjukrasa menolak dipulangkan di tempat penampungan di Pontianak, Kalimantan Barat, 22 Januari 2016. Mereka juga sudah tidak lagi punya harta benda di daerah asal karena telah habis dijual untuk membeli lahan pertanian di Kalimantan Barat. TEMPO/Aseanty Pahlevi

TEMPO.CO, Pekanbaru – Sejumlah mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kalimantan Barat menyatakan tidak mau pulang ke kampung halaman dengan alasan takut dikucilkan atau tidak lagi memiliki rumah dan harta di kampung. Karena itu, pemerintah memberikan alternatif dengan menawari mereka program transmigrasi.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan upaya pemulangan anggota Gafatar merupakan bentuk perlindungan negara terhadap eks Gafatar. Tidak ada jaminan bagi anggota organisasi masyarakat itu bertahan di Kalimantan Barat karena sudah tidak diterima warga setempat.

“Siapa yang jamin kalau nanti ada aksi anarkistis?” kata Tjahjo Kumolo setelah menggelar pertemuan dengan pejabat Riau di Gedung Daerah, Pekanbaru, Jumat, 23 Januari 2016. Menurut Tjahjo, kepolisian dan TNI pun tidak mungkin menjaga mereka 24 jam. “Mau sampai kapan?”

Menurut Tjahjo, pemulangan eks Gafatar merupakan perintah Presiden Joko Widodo untuk memberikan perlindungan bagi mereka. Pemerintah tidak ingin kecolongan seperti kasus Ahmadiyah atau konflik Sunni-Syiah di Sampang, Madura. “Kita tidak ingin kecolongan,” ujarnya.

Satu-satunya jalan, kata Tjahjo, bagi eks Gafatar yang tidak mau pulang, pemerintah akan membahasnya melalui program transmigrasi. “Program transmigrasi salah satu alternatif,” tuturnya.

Tjahjo memahami kekhawatiran para mantan anggota Gafatar. Namun dia yakin pembinaan dari Majelis Ulama Indonesia dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dapat memberikan pemahaman bagi masyarakat. “Masyarakat kita itu pemaaf. Gafatar belum tentu salah,” ucapnya.

Sebelumnya, sejumlah eks Gafatar menyatakan enggan dievakuasi ke kampung halaman mereka karena khawatir tidak dapat diterima masyarakat. “Sudah seperti yang kami katakan, kami tidak mungkin pulang. Buat apa? Di tempat asal juga kami tidak diterima. Kami dikucilkan,” kata Maryadi, 47 tahun, warga eks Gafatar asal Tangerang.

Harto, 42 tahun, asal Malang, mengatakan lebih baik pemerintah memikirkan untuk merelokasi mereka ke daerah baru daripada kembali ke daerah asal. “Buat apa? Lebih baik kami ke luar negeri saja kalau begitu,” ujarnya.

Puji, 48 tahun, warga eks Gafatar lainnya, berpendapat, jika ada sebuah pulau kosong, mereka bersedia bercocok tanam di daerah tersebut asalkan tidak kembali ke daerah asal.

RIYAN NOFITRA


Berita terkait

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

4 hari lalu

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

Penyisiran untuk mencari ABK KM Papua Jaya 2 itu dilakukan sesuai Sarmap Prediction Basarnas Command Center (BBC), namun hasilnya nihil.

Baca Selengkapnya

Temuan Kerangka Manusia Ditimbun di Belakang Rumah di Kabupaten Wonogiri, Ada Bekas Luka Terbakar

10 hari lalu

Temuan Kerangka Manusia Ditimbun di Belakang Rumah di Kabupaten Wonogiri, Ada Bekas Luka Terbakar

Penemuan kerangka manusia yang diduga korban pembunuhan itu berawal dari laporan orang hilang oleh keluarganya.

Baca Selengkapnya

Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

52 hari lalu

Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

Lima dari total orang hilang di gunung Tte Blanche Swiss tersebut adalah satu keluarga.

Baca Selengkapnya

Bawaslu: Satu Petugas Pengawas Pemilu di Papua Tengah Hilang dan Belum Ditemukan

27 Februari 2024

Bawaslu: Satu Petugas Pengawas Pemilu di Papua Tengah Hilang dan Belum Ditemukan

Bawaslu menyebut petugas pengawas Pemilu asal Papua Tengah itu dilaporkan hilang sejak 11 Februari lalu.

Baca Selengkapnya

Tanggal 3 Februari Hari Apa? Ada Perayaan Hari Cincin Pernikahan

3 Februari 2024

Tanggal 3 Februari Hari Apa? Ada Perayaan Hari Cincin Pernikahan

Tanggal 3 Februari hari apa? Hari ini diperingati sebagai hari cincin pernikahan, hari orang hilang, hingga hari perawan suyapa.

Baca Selengkapnya

Akun X Aksi Kamisan Mendadak Hilang

17 Januari 2024

Akun X Aksi Kamisan Mendadak Hilang

KontraS menyampaikan bahwa pihaknya sedang berusaha untuk memulihkan akun X Aksi Kamisan @aksikamisan.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Ragunan Ramai di Libur Akhir Tahun, Pusat Informasi Sibuk Umumkan Orang Hilang

1 Januari 2024

Kebun Binatang Ragunan Ramai di Libur Akhir Tahun, Pusat Informasi Sibuk Umumkan Orang Hilang

Hampir 60 ribu pengunjung datang ke Kebun BInatang Ragunan pada hari terakhir 2023, namun puncak kunjungan diperkirakan terjadi hari ini.

Baca Selengkapnya

Polsek Duren Sawit Belum Terima Laporan Orang Hilang Perihal Temuan Mayat di Kalimalang

5 Desember 2023

Polsek Duren Sawit Belum Terima Laporan Orang Hilang Perihal Temuan Mayat di Kalimalang

Kapolsek Duren Sawit mengatakan mayat di Kalimalang telah dievakuasi ke RSCM untuk pengecekan identitas.

Baca Selengkapnya

Upaya Identifikasi Tengkorak Manusia di Duren Sawit, Polisi Terima Laporan Orang Hilang Pertama

27 November 2023

Upaya Identifikasi Tengkorak Manusia di Duren Sawit, Polisi Terima Laporan Orang Hilang Pertama

Temuan mayat manusia tinggal tengkorak dan beberapa tulang itu sudah terjadi sejak 23 Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Penemuan Mayat di Kali Angke, Korban Diduga Tewas Bunuh Diri Setelah Pergi Meninggalkan Rumah 3 Hari

15 November 2023

Penemuan Mayat di Kali Angke, Korban Diduga Tewas Bunuh Diri Setelah Pergi Meninggalkan Rumah 3 Hari

Sebelum mayat korban ditemukan mengambang di Kali Angke, keluarga korban sempat melaporkan SB sebagai orang hilang.

Baca Selengkapnya