ISIS di Asia Tenggara Disebut Bersaing dengan Al-Qaeda  

Reporter

Editor

Anton Septian

Selasa, 19 Januari 2016 00:11 WIB

Infografis "Menuju Wilayah ISIS". (Ilustrasi: Imam Yunni)

TEMPO.CO, Jakarta- Peneliti dari Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia, Ridlwan Habib, memperkirakan kekuatan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS/IS) terus berkembang pesat di Asia Tenggara. Menurut dia, perkembangan mereka dinamis dan bersaing dengan sel-sel pro Al-Qaeda yang pernah dipimpin Usamah bin Ladin.

"Mereka bersaing dalam perekrutan dan pengaderan," kata Ridlwan saat dihubungi, Senin, 18 Januari 2016. Khusus di Indonesia, dia menyatakan banyak radikal militan yang tidak mau bergabung dengan ISIS, tapi masih memuja Al-Qaeda. Dia mencontohkan Ridwan, anak pentolan organisasi Majelis Mujahiddin Indonesia Abu Jibril, yang tewas di Suriah. Ridwan bergabung dengan milisi Jabhat An-Nusra.

"Di dalam penjara maupun luar penjara, semua berusaha mencari simpati dan akses untuk mencari akreditasi di mata pimpinan masing-masing," ujarnya.

Untuk di negara tetangga, Ridlwan mengatakan militan di Filipina Selatan sebagian besar mendeklarasikan diri sebagai penganut ISIS. Menurut dia, dulu pendukung ISIS di Filipina kebanyakan kelompok Abu Sayyaf. "Dari dulu militan di sana, tujuannya pencarian dana, lewat perampokan." Namun pemerintah Filipina sempat mengklaim Abu Sayyaf sakit sehingga diganti. "Tapi ini perlu dikonfirmasi. Belum ada penjelasan dari pengikut Abu Sayyaf," ujarnya.

Adapun di Thailand Selatan, menurut Ridlwan, kelompok Pattani bergabung dengan ISIS. Geser ke Malaysia, Ridlwan menyatakan, di pesisir bagian timur seperti Sabah, Serawak, Tawau, dan Sandakan, banyak sel-sel kecil yang mendeklarasikan diri bergabung dengan ISIS.

Jaringan ISIS di negara-negara tetangga itu, kata dia, tak ada keterkaitan langsung dengan Indonesia. Mereka sama-sama berbaiat ke ISIS, tapi hubungan lintas jaringan tidak berjalan baik. "Kecuali supply senjata dari Mindanao Selatan ke kelompok Santoso di Poso," ujar Ridlwan.

Ihwal klaim polisi yang menyatakan otak aksi teror di kawasan Thamrin pada Kamis lalu merupakan Bahrun Naim, menurut Ridlwan, hal itu mungkin saja. Sebab, Bahrun punya kekuatan yang cukup lumayan dan pernah dipenjara untuk kasus kepemilikan peluru. Bahrun terkenal dengan keahliannya di bidang teknologi informasi. "Setelah lepas, dia meningkatkan kemampuannya di IT," ujarnya.

Menurut Ridlwan, Bahrun pernah mengirim dana melalui bitcoin atau PayPal kepada istri Arif Hidayatullah. Arif telah ditangkap Densus 88 Antiteror pada 23 Desember 2015 di Bekasi. "Kesimpulan sementara dari Bahrun Naim, karena mereka mengenal secara pribadi, sama-sama dari Solo dan pernah satu jamaah," katanya.

Tapi, menurut Ridlwan, jumlah duit Rp 70 juta yang disebutkan polisi itu kebanyakan. Dia memperkirakan nilai tersebut merupakan akumulasi. Sebab, kata dia, tidak mungkin di Suriah mendapatkan uang tunai sebanyak itu. "Kalau terlalu besar juga bisa dicurigai. Sekali transfer bisa Rp 5 juta, Rp 10 juta," tuturnya.

LINDA TRIANITA

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

9 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

29 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

29 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

38 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

39 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

41 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

41 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

41 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

41 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

41 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya