14 Banjar di Bali Deklarasi Tolak Reklamasi Teluk Benoa

Reporter

Minggu, 17 Januari 2016 17:00 WIB

Ratusan warga dan pekerja wisata air yang tergabung dalam ForBali (Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi) berkonvoi dengan perahu saat unjuk rasa di Teluk Benoa, Badung, Bali, 15 Agustus 2014. Mereka menuntut Presiden SBY mencabut Perpres No.51/2014. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Kuta - Warga Kelurahan Kuta, Bali, yang terdiri atas 14 banjar mendeklarasikan pernyataan sikap menolak reklamasi Teluk Benoa. Aksi penolakan reklamasi tersebut berpusat di Pantai Kuta. Masing-masing tokoh masyarakat dan para pemuda desa setempat menyampaikan orasi untuk menolak reklamasi Teluk Benoa.

“Masyarakat sudah terbangun kesadaran dan keyakinannya yang penuh menyatakan sikap menolak reklamasi Teluk Benoa,” kata Ketua Forum Kepala Lingkungan Kelurahan Kuta, Nyoman Punia, di Pantai Kuta, Minggu, 17 Januari 2016.

Penolakan tersebut, kata Punia, tidak asal ikut-ikutan saja. Namun sudah melewati proses yang cukup panjang dari berbagai rapat-rapat banjar dan desa adat.

“Masyarakat di Kuta menyuarakan penolakan rencana reklamasi ini setelah mendapat edukasi yang cukup panjang. Reklamasi membawa dampak yang luar biasa buruk, dibandingkan dengan keuntungan ekonomi pragmatis yang tidak seberapa,” ujarnya.

Punia menjelaskan deklarasi ‘Kuta Bergerak, Selamatkan Ibu Pertiwi’ tak lepas dari filosofi dalam kepercayaan umat Hindu di Bali mengenai laut sebagai pusat ritual.

“Dalam ajaran agama Hindu, laut adalah ibu kita, kita sebagai anak-anaknya wajib menghormati, menyelamatkan, dan menjaga kehormatan ibu kita. Laut adalah kawasan suci, Teluk Benoa adalah kawasan situs-situs suci. Kalau itu diuruk, maka tempat melakukan persembahyangan untuk melakukan ritual itu akan hilang,” tuturnya.

Kendati perjuangan dari berbagai elemen masyarakat lainnya yang memperjuangkan penolakan reklamasi sudah berjalan selama hampir tiga tahun. Punia menilai perlawanan masyarakat Kuta untuk menolak reklamasi tidak akan pernah kandas. Menurut dia, ini akan menjadi kekuatan tambahan untuk bisa menghentikan rencana reklamasi di Teluk Benoa.

“Tidak ada kata menyerah, kami yakin perjuangan kami adalah benar. Tetapi, pemikiran para pemimpin kita terkontaminasi oleh kepentingan ekonomi pragmatis. Mereka membelokkan arah lewat argumen yang dimanipulasi,” ujarnya.

“Semua cerita tentang investor sebagai gurita raksasa yang tidak bisa terkalahkan kemauannya oleh apa pun. Kenapa pemimpin kita mendengungkan hal itu? Itu adalah doktrin yang salah, karena rakyat yang terbesar,” tambahnya.

Ia berharap agar rencana reklamasi Teluk Benoa segera dibatalkan. Dan, menuntut Presiden Joko Widodo untuk bersikap tegas mencabut Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014.

“Dengarkan suara masyarakat yang murni menolak reklamasi. Ini suara asli masyarakat, kalau tidak percaya, mau melakukan survei, mau melakukan referendum, silakan,” ujarnya.

BRAM SETIAWAN

Berita terkait

Rini Soemarno Klaim Reklamasi Pelabuhan Benoa Tak Ada Masalah

10 September 2019

Rini Soemarno Klaim Reklamasi Pelabuhan Benoa Tak Ada Masalah

Menteri BUMN Rini Soemarno mengklaim proyek penataan kawasan atau reklamasi Pelabuhan Benoa sudah berjalan sesuai koridor.

Baca Selengkapnya

Alasan Anies Terbitkan IMB Ratusan Bangunan di Pulau Reklamasi

14 Juni 2019

Alasan Anies Terbitkan IMB Ratusan Bangunan di Pulau Reklamasi

Gubernur DKI Anies Baswedan menjelaskan alasannya menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan ratusan bangunan di area Pantai Maju (Pulau D) proyek reklamasi

Baca Selengkapnya

Begini Aktivitas di Ruko Pulau Reklamasi Jakarta

13 Juni 2019

Begini Aktivitas di Ruko Pulau Reklamasi Jakarta

Ruko-ruko di Pulau D atau Pantai Maju di wilayah pulau reklamasi tampak sepi aktivitas.

Baca Selengkapnya

Proyek Jembatan Pulau Reklamasi, Apa Saja Rekomendasi Teknisnya?

27 Februari 2019

Proyek Jembatan Pulau Reklamasi, Apa Saja Rekomendasi Teknisnya?

Kadin Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Slamet Budi Mulyanto mengatakan telah mengoreksi konstruksi jembatan ke pulau reklamasi.

Baca Selengkapnya

Kajian Tanggul Laut Libatkan Ahli dari Belanda, Korea dan Jepang

11 Desember 2018

Kajian Tanggul Laut Libatkan Ahli dari Belanda, Korea dan Jepang

Staf Khusus Menteri PUPR, Firdaus Ali, mengklaim groundbreaking National Capital Integrated Coastal Development atau tanggul laut mulai tahun 2020.

Baca Selengkapnya

3 Pulau Reklamasi Dikuasai DKI, Anies Baswedan Siapkan Nama Baru

24 November 2018

3 Pulau Reklamasi Dikuasai DKI, Anies Baswedan Siapkan Nama Baru

Anies Baswedan akan mengumumkan nama baru dari tiga pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Tugaskan Jakpro Kelola Reklamasi, Dinilai Prematur

24 November 2018

Anies Baswedan Tugaskan Jakpro Kelola Reklamasi, Dinilai Prematur

Gubernur Anies Baswedan menugaskan Jakarta Propertindo mengelola tiga pulau meski belum ada Perda Reklamasi Teluk Jakarta.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Ingatkan Anies Dua Poin Raperda Reklamasi, Soal Apa?

3 Oktober 2018

DPRD DKI Ingatkan Anies Dua Poin Raperda Reklamasi, Soal Apa?

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono mengatakan ada 2 poin perlu diperhatikan Pemprov DKI Jakarta soal revisi raperda reklamasi.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Minta Revisi Raperda Reklamasi Rampung Tahun Ini

2 Oktober 2018

DPRD DKI Minta Revisi Raperda Reklamasi Rampung Tahun Ini

Ada dua raperda yaitu zonasi wilayah pesisir dan pulau kecil (RZWP3K, serta raperda kawasan pantura.

Baca Selengkapnya

Nasib 4 Pulau Reklamasi, Marco: Tunggu Kajian Dampak Lingkungan

29 September 2018

Nasib 4 Pulau Reklamasi, Marco: Tunggu Kajian Dampak Lingkungan

Ketua TGUPP jelaskan hasil kajian akan berikan kisi-kisi ilmiah tentang masa depan pulau-pulau reklamasi yang terlanjur ada.

Baca Selengkapnya