Warga mendatangi lokasi bom Sarinah, jalan MH Thamrin, Jakarta, 16 Januari 2016. TEMPO/Maya Ayu
TEMPO.CO, Jakarta - Desi menyeberang dari kompleks pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat. Ia hendak menuju Starbucks yang kini tutup. Bersama suaminya, ia menghampiri belasan karangan bunga yang berjejer di sekeliling Starbucks.
"Sini Ma, foto," kata suami Desi kepadanya. Lantas mereka mengambil foto selfie di depan karangan bunga yang dikirim Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Jauh-jauh datang dari Tangerang, Desi dan keluarganya datang untuk berfoto.
Lalu ia pergi. "Saya ke sini karena penasaran," kata Desi di lokasi, Sabtu, 16 Januari 2016. Ia mengaku baru mau melihat lokasi pengeboman dan penembakan serangan yang menewaskan tujuh orang itu hari ini karena kemarin ia masih takut.
Tak hanya Desi. Puluhan orang datang dan pergi dari tempat itu. Mereka pergi usai ambil foto. Ada yang sendirian, ada yang membawa anak. Semuanya sumringah. Ada juga rombongan keluarga. "Ini anak saya penasaran ingin lihat," kata Dodi, yang datang bersama keluarga.
Para pengendara meletakkan motor-motornya di pinggiran jalan. Sejumlah pedagang asongan beredar di sekitar pengunjung. Perempatan Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, itu, mendadak mirip ajang wisata para turis domestik.
Pada Kamis, 14 Januari 2016, terjadi ledakan bom dan adu-tembak di pos polisi lalu lintas Jalan M.H. Thamrin depan gedung Sarinah. Ledakan juga terjadi di halaman Starbucks. Tak hanya itu, baku tembak juga terjadi antara teroris dan polisi.
Tragedi itu menewaskan 5 orang pelaku dan 2 warga sipil, yang salah satunya adalah warga asing. Selain itu, peristiwa yang terjadi pada siang hari itu membuat 24 orang terluka. Salah satu korban luka adalah warga negara asing asal Kanada.