Nelayan Gunungkidul Rajin Melaut, Tangkapan Malah Turun  

Reporter

Jumat, 15 Januari 2016 04:54 WIB

Warga menonton kapal nelayan KM Akau Jaya Sembilan yang karam di Pantai Toroudan, Gunungkidul, Yogyakarta, Kamis (10/10). Seorang awak kapal ditemukan tewas sementara awak lainnya yang belum diketahui jumlah pastinya masih dalam pencarian. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul mencatat fenomena tak biasa dari dinamika hasil tangkapan para nelayan pesisir dibanding aktivitas yang terjadi dalam dua tahun terakhir.

“Sepanjang 2015, nelayan lebih giat melaut. Namun justru hasil panen ikan di bawah target,” ujar Kepala Dinas Kelautan Perikanan Gunungkidul Agus Priyanto pada Kamis, 14 Januari 2016.

Hasil panen sepanjang 2015 tercatat turun hampir 50 persen, yakni hanya berkisar 2.600 ton dibanding 2014 yang mencapai hampir 4.500 ton. Target pemerintah 2015 untuk panen tangkap ikan setidaknya di atas 3.800 ton.

“Yang aneh, frekuensi melaut nelayan pada 2015 naik hampir 10 persen dibanding 2014,” ujarnya. Sepanjang Januari-April 2015, banyaknya trip atau perjalanan melaut sekitar 4.123 trip. Sedangkan pada 2014 dengan periode yang sama hanya 3.950 trip.

Banyak spekulasi muncul terkait dengan anjloknya hasil tangkapan ikan di Gunungkidul. Dinas Kelautan memperkirakan faktor paling berperan ialah cuaca yang mempengaruhi gerakan ikan sehingga membuat nelayan sering pulang dengan hasil tangkapan kosong atau tak sesuai dengan harapan.

“Cuaca dan angin laut yang tak mendukung menyebabkan ikan yang menjadi target tak muncul atau beralih,” ujar Agus. Indikator ini ditunjukkan dengan sering adanya laporan dari kelompok nelayan lebih banyak ubur-ubur tersangkut di jala mereka. “Faktor lain, prasarana nelayan kurang memadai untuk melaut lebih jauh ke perairan yang lebih stabil dan banyak ikan,” ujarnya.

Agus menambahkan, faktor lain anjloknya panen ikan karena diduga kekhawatiran para nelayan sebagai buntut kasus penangkapan dua nelayan Gunungkidul oleh polisi perairan Polda DIY karena tidak memiliki surat izin penangkapan ikan pada September 2015.

Ratusan nelayan Gunungkidul kala itu melakukan aksi demo dan mengancam tak melaut jika dua rekannya tak dibebaskan. "Banyak nelayan enggan melaut karena khawatir diperkarakan seperti dua rekannya, yang akhirnya dibebaskan karena tak memiliki surat izin melaut," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Gunungkidul Rujimanto.

Sejak September sampai akhir tahun lalu, ujar Rujimanto, kapal-kapal besar lebih banyak disandarkan dan tak melaut karena nelayan menunggu proses perizinan penangkapan selesai.

Kapal yang berbobot mati 30 gross tonnage di Pelabuhan Pantai Sadeng, berjumlah lima unit. Namun tak melaut lagi. Padahal potensi tangkapan dengan kapal besar itu sekali jalan hingga 20 ton. “Yang beroperasi hanya kapal kecil, itu pun tak mau sampai ke tengah karena proses perizinan belum selesai,” ujarnya.




PRIBADI WICAKSONO


Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

11 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

14 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

14 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

18 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

19 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

25 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

29 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

37 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

47 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

49 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya