Lokasi ledakan bom di dekat Starbuck Thamrin, Jakarta, 14 Januari 2016. TEMPO/Putri Adityowati
TEMPO.CO, Jakarta - Pengelola Bandar Udara Soekarno-Hatta meningkatkan pengamanan pasca-ledakan bom di Sarinah, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, pada Kamis, 14 Januari 2016. Bentuk pengamanan yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap setiap penumpang serta mengecek barang bawaan dan kendaraan yang keluar-masuk kawasan bandara.
"Status bandara sejak teror Paris memang sudah siaga. Dengan adanya ledakan di Sarinah, pengamanan lebih ditingkatkan lagi,” kata juru bicara PT Angkasa Pura II, Yado Yarismano.
Teror Paris, Prancis, terjadi pada awal Desember tahun lalu. Teroris menyerang sejumlah tempat di kota mode tersebut dan mengakibatkan sejumlah orang tewas. Yado menjelaskan, status siaga untuk level keamanan bandara sudah diberlakukan sejak akhir Desember 2015.
Pengamanan, pengawasan, dan pemeriksaan di Soekarno-Hatta, kata dia, diperketat dengan melibatkan ratusan aparat gabungan. Menurut Yado, pengamanan bandara dilakukan dengan cara mengerahkan patroli di area bandara serta melakukan pemeriksaan ketat terhadap penumpang dan barang.
Selain mengerahkan petugas, pengamanan bandara menggunakan sarana elektronik. "Kami juga mengandalkan 1.200 kamera CCTV di dalam bandara dan 3.000 CCTV di jalan-jalan area bandara,” ucapnya.
Polisi masih mengejar pelaku teror bom di Sarinah yang menggunakan sepeda motor. Pengendara motor itu terdeteksi lari ke arah Palmerah, Jakarta Barat. Bom Sarinah meledak sekitar pukul 11.00 WIB. Sebanyak 16 korban dilarikan ke sejumlah rumah sakit di Jakarta.