Umar Matali, Sahabat Bung Karno, Tutup Usia di Bangka

Reporter

Senin, 11 Januari 2016 18:26 WIB

Patung perunggu berjudul Keberangkatan Pengasingan Presiden Soekarno Oleh Belanda ke Pulau Bangka karya Edhi Sunarso di ajang ARTJOG 2014, Taman Budaya Yogyakarta, pada Juni 2014. Dok. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Bangka Selatan - Cuaca cerah mengiringi berpulangnya H. Umar Matali bin Matali di Jalan Sriwijaya, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan. Sahabat Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta saat diasingkan di Pulau Bangka itu meninggal hari ini, Senin, 11 Januari 2016, sekitar pukul 06.00 WIB dalam usia 95 tahun.

Umar mengembuskan napas terakhir setelah selama setahun terakhir mengidap penyakit di punggungnya. Jenazah Umar dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Pasiban di Jalan Sriwijaya, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan.

Nama Umar Matali memang tidak sepopuler tokoh-tokoh pejuang di Indonesia. Namun kedekatannya dengan sang proklamator kemerdekaan Indonesia serta sepak terjangnya dalam melawan Belanda terdengar di seluruh pelosok pulau penghasil timah itu.

Pengamat sosial Bangka Selatan, Rusmin, menceritakan masyarakat setempat mengenal sosok Umar atau yang akrab disapa Pak U sebagai salah seorang pejuang kemerdekaan. Sewaktu berjuang mengusir penjajah, Pak U bersama rekannya, Alising, Karto Saleh, Said, Suhaili Toha, Iso Sahak, Hamid, dan Abdurahman, bergabung sebagai anggota Tentara Keamanan Rakyat Batalion 2 Markas Bangka.

"Almarhum pernah bertempur melawan Belanda di Toboali, tepatnya di depan Benteng Toboali dan depan Gedung Nasional. Dari delapan rekannya, hanya beliau yang selamat dari penyerbuan itu," ujar Rusmin kepada Tempo.

Rusmin mengisahkan pada 1946 Umar sempat ditangkap Belanda dan beberapa kali pindah penjara. "Setahun setelah ditangkap, Umar Matali dipindahkan ke tahanan Kota Pangkalpinang, lalu dipindahkan ke sel di Kota Mentok. Tak lama kemudian dikirim ke penjara Glodok. Selama di penjara Mentok itulah beliau berkenalan dengan Bung Karno dan Bung Hatta yang saat itu sama-sama ditawan Belanda," ujarnya.

Almarhum Umar Matali, kata Rusmin, pernah menceritakan bahwa Bung Karno selalu mengobarkan semangat perjuangan tanpa kenal lelah walaupun dalam penjara. Pertemuannya dengan Bung Karno dan Bung Hatta menambah semangat vitalitas mudanya untuk terus berjuang demi tumpah darahnya, Indonesia dan Merah Putih.

"Seusai dibebaskan Belanda pada 1951, semangat perjuangannya tetap tak pernah luntur untuk Indonesia. Semangat nasionalismenya amat tinggi dan besar," ujarnya.

Rusmin menambahkan pada 2005 Umar Matali mendapat penghargaan dari Radio Elshinta Jakarta dalam program Elshinta Peduli Pejuang. Kendati tak pernah mendapat pengakuan secara resmi dari pemerintah, Umar Matali dikenal sebagai pahlawan bagi masyarakat Bangka Selatan. "Menyebutkan pahlawan sebagai bentuk legitimasi yang tulus dan pengakuan atas jerih payahnya tanpa pamrih dalam membela negara dan Merah Putih," ujarnya.

SERVIO MARANDA

Berita terkait

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

9 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

Penyair Joko Pinurbo meninggal pada usia 61 tahun karena sakit.

Baca Selengkapnya

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

15 hari lalu

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita

Baca Selengkapnya

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

34 hari lalu

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

Ekskul Pramuka di sekolah bakal bersifat sukarela seiring dengan Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024. Berikut sejarah panjang Pramuka di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

40 hari lalu

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S

Baca Selengkapnya

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

5 Maret 2024

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

Tokoh Jawa Barat Solihin GP yang akrab disapa Mang Ihin itu meninggal saat perawatan di Rumah Sakit Advent Bandung.

Baca Selengkapnya

Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

5 Maret 2024

Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

Solihin GP mengajak masyarakat kembali ke konsep dasar dalam mengelola lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

5 Maret 2024

Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

Mantan Gubernur Jawa Barat yang juga pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Solihin GP wafat di usia 97 tahun.

Baca Selengkapnya

Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

7 Februari 2024

Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

Mohammad Natsir merupakan pemikir, politikus, sekaligus pendakwah.

Baca Selengkapnya

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

31 Januari 2024

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

Prabowo Subianto heran mengapa banyak tokoh nasional yang mempertanyakan urgensi food estate.

Baca Selengkapnya

Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

22 Januari 2024

Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

Ignas Kleden dikenal sebagai sosok sastrawan, sosiolog, dan kritikus sastra asal lores Timur.

Baca Selengkapnya