Tiru Amerika, RS Tulungagung Dipuji Menkes, Kenapa?

Sabtu, 9 Januari 2016 08:34 WIB

Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F. Moeloek menyapa pasien di salah satu paviliun RSUD dr. Iskak, Tulungagung, Jawa Timur, 8 Januari 2016. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Tulungagung - Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengunjungi unit reaksi cepat gawat darurat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak Tulungagung. Program panggilan gawat darurat menyerupai 911 di Amerika ini sukses diterapkan di Tulungagung dengan mengintegrasi Kepolisian, Kodim, pemadam kebakaran, penanggulangan bencana alam, dan tenaga medis.

Dalam kunjungannya di RSUD dr. Iskak Tulungagung Jumat 8 Januari 2016, Menteri Nila Moeloek mengakui jika program panggilan gawat darurat bernomor 320119 ini baru ada di Kabupaten Tulungagung dan mengalahkan layanan kesehatan di rumah sakit Jakarta sekalipun.

“Dengan sekali pencet telepon, petugas kepolisian, pemadam kebakaran, hingga ambulan akan bergerak ke rumah warga,” kata Nila, Jumat 8 Januari 2016.

Menurut Nila, pemerintah pusat saat ini tengah menggagas layanan penanganan gawat darurat terpadu melalui sambungan telepon 119. Namun program berjuluk National Comand Center yang melibatkan banyak perangkat keselamatan ini rencananya baru akan terealisasi tahun 2019 mendatang.

Saat ini Kementerian Kesehatan masih berupaya mendorong pembentukan public safety community (PSC) di setiap daerah otonom untuk meminimalisir resiko keselamatan masyarakat.

Di Tulungagung, program panggilan gawat darurat atau Tulungagung Emergency Medical Service (TEMS) di nomor 320119 ini sudah berjalan sejak November 2015 lalu. Dengan sekali telepon, petugas operator di Call Center RSUD dr. Iskak akan mengetahui situasi gawat dan posisi penelepon.

Selanjutnya laporan itu akan diarahkan kepada organ yang sesuai, apakah kepolisian, pemadam kebakaran, penangulangan bencana, atau petugas medis.

Menariknya, nomor ini juga bisa menjadi saluran tele-medicine atau panduan penanganan melalui telepon. Misalnya saja jika terjadi anak sakit panas di malam hari, petugas medis akan memberikan panduan penanganan darurat yang bisa dilakukan orang tua di rumah, baik dengan mengompres atau memberikan obat-obatan yang tersedia di rumah. Jika kondisinya mengkhawatirkan petugas akan mengirimkan ambulan dan tenaga medis untuk mengevakuasi ke rumah sakit.

Tak hanya pada situasi medis, layanan telepon darurat ini juga mengatasi ancaman keamanan dan bencana. Petugas operator akan mengirimkan polisi atau pemadam kebakaran ke lokasi penelepon yang diketahui lewat koordinat satelit. “Kami akan menjadikan rumah sakit ini sebagai percontohan di Indonesia,” kata Nina.

Bupati Tulungagung Syahri Mulyo mengatakan program TEMS ini digagas sejak dua tahun lalu bersama Direktur RSUD dr. Iskak, dr Supriyanto Sp.B. Tingginya angka kecelakaan serta gangguan keamanan dan bencana di Tulungagung menjadi salah satu alasan mengapa layanan gawat darurat secara cepat ini digagas. Menurut Syahri, daerah yang dipimpinnya ini 75 persen berada di kawasan perbukitan dan berhadapan langsung dengan laut Hindia di Pantai Popoh. Karena itu ancaman longsor dan tsunami terus mengincar keselamatan warga yang membutuhkan penanganan cepat dari petugas terkait.

“Butuh waktu lama untuk membangun sistem teknologi yang mengintegrasi kepolisian, TNI, BPPD, dan rumah sakit ini,” katanya.

Untuk mendukung program ini, pemerintah Tulungagung telah mengirimkan sejumlah tenaga medis dan perawat ke Hospital Kuala Lumpur Malaysia untuk mempelajari penanganan kegawatdaruratan. Jumlah ambulan juga ditambah hingga 38 unit yang siap bergerak menjemput masyarakat selama 24 jam.

HARI TRI WASONO

Berita terkait

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

1 hari lalu

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

Bukan hanya masyarakat biasa, cuaca panas juga berpotensi menghambat tenaga medis memberikan layanan kesehatan pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

4 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

6 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

7 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

9 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

12 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

13 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

23 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya