Penobatan Paku Alam X Diiringi Tarian 7 Perempuan Berkemben

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Kamis, 7 Januari 2016 12:04 WIB

Kanjeng Bendara Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo menyaksikan tarian Bedhaya Angron Akung saat prosesi upacara adat jumenengan atau penobatan Paku Alam X di Bangsal Sewatama, Puro Pakualaman, DI Yogyakarta, 7 Januari 2016. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tarian klasik ciptaan Paku Alam II yang diberi nama Tari Bedhaya Angron Akung mengiringi proses penobatan Adipati Kadipaten Pakualaman Kanjeng Gusti Aryo Adipati (KGPAA) Paku Alam X. Tarian tersebut ditampilkan seusai Paku Alam X menyampaikan sabda di Bangsal Sewatama Kadipaten Pakualaman, Kamis, 7 Januari 2016.

Tarian tersebut diciptakan Paku Alam II yang hidup pada 1829-1858. Kemudian disempurnakan oleh Paku Alam VIII yang hidup pada masa 1937-1998. Tampak tujuh perempuan menarikan tarian yang berdurasi lebih dari 15 menit itu. Mereka mengenakan kain kemben atau sebatas dada dan berselendang merah.

“Tarian itu khusus ditarikan saat jumenengan. Penyempurnaan tarinya diambil dari naskah perpustakaan di Pakualaman,” kata Ketua I Panitia Jumenengan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Indrokusumo saat konferensi pers pada 4 Januari 2016.

Tarian itu menceritakan kisah Panji Inu Kertapati yang tengah menyamar untuk mencari Dewi Anggraeni. Adapun Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Bawono Kasepuluh tampak hadir dan duduk berdampingan dengan permaisurinya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas.

Sultan terlihat berbincang dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang duduk bersebelahan dengan Hemas. Megawati datang didampingi anaknya, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani yang mengenakan kebaya warna putih.

Beberapa tamu penting lainnya yang hadir adalah Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, juga Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Tamu lainnya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta sejumlah raja dari Cirebon, Jawa Barat, dan Karangasem, Bali.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

15 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

16 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

18 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

27 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

28 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

29 hari lalu

KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

Dari 514 kabupaten/kota, KPU menggelar pilkada di 508 daerah karena 6 kabupaten/kota administratif di DKI Jakarta tak ada pilkada langsung.

Baca Selengkapnya

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

48 hari lalu

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

49 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

49 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

50 hari lalu

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya