Pimpinan Partai Golkar, Aburizal Bakrie (tengah), bersama Agung Laksono (kiri) dan mantan Ketum Golkar, Jusuf Kalla, menunjukkan surat kesepakatan islah terbatas di Jakarta, 30 Mei 2015. Dualisme Partai Golkar makin panjang pasca pecahnya pendapat usulan nama Ketua DPR pengganti Setya Novanto. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menolak tawaran untuk menjadi Ketua Tim Transisi Partai Golkar yang diusulkan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar Leo Nababan. Menurut mantan Ketua Umum Partai Beringin itu, kemelut yang terjadi di Partai Golkar sebaiknya diselesaikan di tingkat internal.
"Tidaklah, saya sudah pernah jadi Ketua Umum. Kalau jadi ketua lagi, enggaklah," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa 5 Januari 2015.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar hasil Munas Jakarta, Leo Nababan, mengusulkan untuk membentuk kepengurusan transisi. Langkah ini dinilai sebagai upaya paling tepat untuk menyelamatkan nasib Golkar yang saat ini terpecah menjadi dua kubu.
Dalam skema itu, dia mengusulkan agar Jusuf Kalla menjadi ketua dan Akbar Tandjung menjabat sekretaris jenderal. Dua orang itu, kata dia, dinilai paling layak mengambil alih sementara kepengurusan partai.
Jusuf Kalla Senin lalu juga telah menyatakan islah Partai Golkar tinggal menunggu waktu. Menurut Kalla, baik Agung Laksono dan Aburizal Bakrie akhir tahun lalu sudah sepakat merumuskan penyatuan pengurus. Kedua kubu, kata Kalla, sepakat akan menggelar rapat pimpinan nasional untuk persiapan musyawarah nasional.
Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok
22 hari lalu
Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok
Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.