Jusuf Kalla Rekreasi Politik di Keraton Yogyakarta  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Minggu, 3 Januari 2016 18:30 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla berbincang dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia VI di Bangsal Pagelaran, Keraton Yogyakarta, 9 Februari 2015. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta – Sementara istri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Mufidah, beserta keluarganya menikmati kunjungan ke sejumlah museum di Keraton Yogyakarta, Jusuf Kalla malah berbincang serius dengan penguasa Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X, di Gedong Jene, salah satu bangunan penting di Keraton Yogyakarta.

Apa yang dibicarakan kedua tokoh ini? “Pak JK sama Ngarso Dalem (Sultan). Silakan tanya Ngarso Dalem saja ya,” kata anak kedua Sultan, Gusti Kanjeng Ratu Candrakirana, setelah melepas rombongan Jusuf Kalla pulang di depan regol Sri Manganti Keraton Yogyakarta, Ahad, 3 Januari 2016.

Adapun Sultan bergegas memasuki bus mengantar Wakil Presiden Jusuf Kalla ke Stasiun Tugu. Kereta Api Luar Biasa berangkat pukul 10 pagi membawa rombongan ini kembali ke Jakarta.

Kedua tokoh ini pernah berasal dari partai yang sama, yakni Partai Golkar. Kalla pernah menjabat Ketua Pengurus Pusat Partai Golkar. Adapun Sultan pernah menjabat Ketua Golkar Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kedatangan Kalla ke Yogyakarta persis saat Sultan mendadak mengeluarkan sabda jejering raja (sabda selaku raja) lagi di Sitihinggil, Keraton Yogyakarta, pada 31 Desember 2015, pukul 10.00 WIB. Sabda raja disampaikan di hadapan keluarga dan abdi dalemnya secara terbatas.

Isi sabda jejering raja itu adalah, pertama, sabda itu disampaikan atas dasar perintah Tuhan dan leluhur Sultan. Kedua, takhta kerajaan tidak bisa diwariskan. Ketiga, apabila adik dan abdi Sultan (abdi dalem) tidak mematuhi perintah Sultan, akan dicopot dari kedudukannya. Keempat, jika tidak patuh, harus keluar dari bumi Mataram.

Sebelumnya, Sultan membuat kejutan lewat sabda raja pada April tahun lalu yang meletupkan kemarahan kerabat Keraton Yogyakarta terhadap Sultan. Salah satu isi sabda raja itu adalah Sultan mengubah namanya dari Sultan Hamengku Buwono X menjadi Sultan Hamengku Bawono Kasepuluh dan mengubah nama anak sulungnya yang perempuan dari GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi.

Mangkubumi adalah nama Sultan sebelum dinobatkan menjadi raja Keraton Yogyakarta. Sejak saat itu, muncul spekulasi pergantian nama anaknya itu sebagai upaya memuluskan GKR Mangkubumi sebagai penguasa Keraton Yogyakarta.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

30 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

51 hari lalu

Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

Sidang parlemen "Dua Sesi" Cina resmi ditutup dengan hasil akhir menyepakati anggaran pemerintah pusat dan daerah periode 2024, menerima laporan kerja

Baca Selengkapnya

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

52 hari lalu

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

26 Februari 2024

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

Penyaluran beras SPHP dimaksimalkan sebanyak 200 ribu ton per bulan untuk periode Januari-Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

23 Februari 2024

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

Ketua IDI Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, pemerintah daerah berperan untuk pemerataan dokter spesialis

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

14 Februari 2024

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

Sultan HB X seusai mencoblos hari ini memberikan pesan agar usai Pemilu, semua permasalahan, perbedaan antarcapres selesai.

Baca Selengkapnya

Pajak Hiburan 75 Persen Diatur dalam UU HKPD, Kemenkeu: untuk Kemandirian Daerah

17 Januari 2024

Pajak Hiburan 75 Persen Diatur dalam UU HKPD, Kemenkeu: untuk Kemandirian Daerah

Pajak hiburan termaktub dalam UU HKPD untuk penguatan pajak daerah, dan mendukung agar daerah bisa lebih mandiri.

Baca Selengkapnya

Warga 1 Desa Dekat Gunung Lewotobi Diminta Mengungsi, Ada Sinar Api

10 Januari 2024

Warga 1 Desa Dekat Gunung Lewotobi Diminta Mengungsi, Ada Sinar Api

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menaikkan status Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT dari Level III atau Siaga jadi Level IV.

Baca Selengkapnya

Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

9 Januari 2024

Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

Melalui hasil rapat panitia khusus disepakati ulang tahun Cirebon jatuh pada 1 Muharram 849 Hijriah

Baca Selengkapnya

Kepala Bapanas Minta Pemerintah Daerah Gencarkan Program Ketahanan Pangan

19 November 2023

Kepala Bapanas Minta Pemerintah Daerah Gencarkan Program Ketahanan Pangan

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi meminta seluruh pemerintah daerah menggencarkan berbagai program ketahanan pangan.

Baca Selengkapnya