100 Hari Meninggalnya Salim Kancil, Warga Gelar Doa Bersama  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Kamis, 31 Desember 2015 12:53 WIB

Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Tunggal Roso melakukan aksi solidaritas terhadap pembunuhan petani penolak tambang pasir Lumajang bernama Salim Kancil di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, 28 September 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Lumajang - Warga pesisir selatan Lumajang akan memperingati 100 hari tewasnya Salim Kancil dengan cara menggelar istigasah, pembacaan doa bersama di Pantai Watu Pecak, Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian pada Minggu, 3 Januari 2016. "Acara ini untuk mengenang pengorbanan almarhum, Salim Kancil, memperjuangkan kelestarian lingkungan di pesisir selatan Lumajang," kata Abdullah Al Kudus, anggota Tim Advokasi Salim Kancil dan Tosan, Kamis, 31 Desember 2015.

Abdullah Al Kudus, yang biasa disapa Aak ini, mengatakan kegiatan itu diselenggarakan secara swadaya oleh masyarakat di Desa Selok Awar-awar. "Dengan harapan dapat menjadi ruang pemersatu bagi masyarakat yang peduli pada kelestarian pesisir selatan Lumajang," katanya. Selain menggelar istigasah dan pembacaan doa, peringatan 100 Hari Salim Kancil ini juga diwarnai penanaman pohon bersama di kawasan pesisir yang rusak akibat tambang.

Menurut Aak, sedianya acara ini juga akan dihadiri Menteri Desa, Percepatan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jakfar serta Pansus Pertambangan DPRD Provinsi Jawa Timur, yang akan didampingi langsung oleh Bupati Lumajang beserta jajarannya. "Kami juga mengharap kehadiran masyarakat, khususnya yang peduli terhadap pelestarian pesisir selatan Lumajang, untuk bahu-membahu menanami pohon di pesisir selatan ini," katanya.

Selain penghijauan, pada Sabtu, 2 Januari 2016, mulai pukul 10.00 WIB, akan diselenggarakan acara Festival Seni Pasir di Pantai Watu Pecak. "Ini sebagai salah satu bentuk kampanye untuk melestarikan pesisir selatan Lumajang," katanya. Pesan yang ingin disampaikan bahwa pasir di Lumajang tidak mesti untuk ditambang, tapi bisa dinikmati dan dikreasikan menjadi karya seni.

Seperti diberitakan, kasus pembunuhan Salim Kancil dan penganiayaan Tosan terjadi pada Sabtu pagi, 26 September 2015. Dua warga Desa Selok Awar-awar itu menjadi korban penyiksaan lebih dari 30 orang pendukung penambangan pasir di Pantai Watu Pecak. Salim Kancil ditemukan tewas di jalan dekat makam desa setempat setelah sebelumnya sempat dijemput dari rumahnya dan disiksa di balai desa.

Sedangkan Tosan mengalami luka-luka serius dan sempat menjalani perawatan dan operasi di Rumah Sakit Saiful Anwar, Kota Malang. Polisi telah menangkap dan menahan 38 tersangka terkait dengan kasus di Desa Selok Awar-awar itu. Salah satunya Hariyono yang merupakan Kepala Desa Selok Awar-awar. Selain diduga menjadi aktor intelektual pembunuhan Salim Kancil dan pengeroyokan Tosan, Hariyono diduga melakukan tindak pidana illegal mining di Pantai Watu Pecak.




DAVID PRIYASIDHARTA

Berita terkait

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

8 jam lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

1 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

5 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

7 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

9 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

13 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

15 hari lalu

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

26 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

26 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

27 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya