Wakil Presiden Jusuf Kalla, memberikan keterangan kepada awak media seusai melakukan pertemuan tertutup dengan sejumlah petinggi grup Bank Dunia, di kantor Wakil Presiden, Jakarta, 12 November 2015. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Kendari - Wakil Presiden Jusuf Kalla membenarkan jika pengusaha asal Kota Makassar, yang masih kerabatnya, menggelar pertemuan dengan petinggi Freeport Jim Bob atau James R Moffet beberapa waktu lalu.
Menurut Jusuf Kalla, pertemuan yang digelar itu seharusnya tidak dipersoalkan. Toh menurut dia pertemuan kedua belah pihak itu merupakan pertemuan yang lazim dilakukan antarpengusaha dalam rangka peningkatan ekonomi. Bahkan, kata dia, kalau perlu pertemuan dalam rangka peningkatan ekonomi bisa dilakukan setiap hari.
“Tidak ada lobi-lobi tertentu. Yang salah kalau minta sesuatu. Kalau perlu tiap hari ketemuannya,” ujarnya seusai menggelar rapat dengan para gubernur seluruh Sulawesi, Minggu, 20 Desember 2015 di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Jusuf Kalla pun membantah dugaan adanya lobi-lobi politik yang dilakukan para pengusaha asal Kota ‘Anging Mamiri” itu kepada Freeport.
“Lobi politik apa, apa yang salah sesama pengusaha, yang salah itu kalau pejabat minta duit,” kata Kalla di hadapan awak media. Lebih lanjut, Jusuf Kalla mendukung pembentukan Pansus Freeport oleh DPR. Dia meminta agar kasus Freeport dibuka selebar-lebarnya.
Beberapa waktu lalu, dua pengusaha asal Kota Makassar, yakni Aksa Mahmud dan Erwin Aksa, bertemu dengan petinggi Freeport. Pertemuan tersebut sempat menjadi polemik. Aksa Mahmud dan Erwin Aksa merupakan kerabat dekat Wapres Jusuf Kalla. Keduanya merupakan ipar dan keponakannya. Jadi tak heran Jusuf Kalla menyatakan pertemuan itu tidak ada hubungannya dengan lobi politik.
“Berbahaya ngomong begitu. Tidak ada hubungan dengan lobi. Kalau ini itu salah, bisa takut pengusaha asing ketemu pengusaha Indonesia," kata JK.
Wapres JK hari ini melakukan kunjungan kerja di Sulawesi Tenggara. JK mengunjungi lokasi pabrik cokelat dan melihat stasiun pembenihan kakao di Konawe Selatan. JK bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Perindustrian Saleh Husin juga menggelar rapat terbatas dengan 4 gubernur region Sulawesi penghasil kakao terbesar di Indonesia.