Asuransi Butuh Banyak Aktuaria, UGM Siapkan Kurikulum Baru
Editor
LN Idayanie Yogya
Kamis, 17 Desember 2015 16:23 WIB
TEMPO.CO, Sleman - Saat ini, Indonesia kekurangan tenaga aktuaria. Dalam dunia asuransi, sebenarnya masih dibutuhkan lebih dari 1.000 aktuaris. Namun kenyataannya kini baru ada 400-an orang. Untuk itu, Universitas Gadjah Mada (UGM) mempersiapkan sebuah kurikulum baru.
Untuk menciptakan aktuaris, pihak asuransi yang membutuhkan harus bergerilya ke hulu. Salah satunya kerja sama dengan universitas untuk memasukkan ilmu aktuaria ke kurikulum. Aktuaris adalah ahli matematika dalam perusahaan asuransi yang menghitung risiko, premi, cadangan, dan dividen.
Menurut Nastiti Evia, Deputi Direktur Asuransi Jasa Indonesia, untuk mengembangkan industri asuransi, salah satunya melakukan peningkatan sumber daya manusia. Untuk itu, dia menggandeng Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM untuk memenuhi kebutuhan itu. "Ada edukasi literasi keuangan juga dari Otoritas Jasa Keuangan," katanya, Kamis, 17 Desember 2015.
Dalam dunia asuransi, aktuaris sangat dibutuhkan untuk pengembangan perusahaan. Idealnya, dalam satu perusahaan asuransi, ada 18 aktuaris dari berbagai tingkatan, yaitu tingkat Fellow, Associate, dan CNLA (certificate nonlife analyst).
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM Pekik Nurwantoro mengatakan telah menyiapkan kurikulum aktuaria untuk mahasiswa, terutama mahasiswa jurusan Statistika. Jika ke depan semakin banyak dibutuhkan, tidak menutup kemungkinan dibuka program pendidikan aktuaria. "Ini malah bukan kami yang mencari-cari. Ada pihak yang bekerja sama dan siap menerima lulusan kami," ujarnya.
Dengan kebutuhan itu, pihak lain langsung siap menerima alumnus. Karena itu, kebutuhan membuka jurusan itu tidak bisa ditunda lagi agar ada sinergi antara universitas dan pihak yang membutuhkan.
MUH SYAIFULLAH