Efek Rumah Kaca dan Slank Meriahkan Festival Antikorupsi KPK  

Reporter

Jumat, 11 Desember 2015 18:28 WIB

Efek Rumah Kaca(TEMPO/YOSEP ARKIAN)

TEMPO.CO, Bandung - Peringatan Hari Antikorupsi 2015, yang dihelat di Bandung, 10-11 Desember, diakhiri Konser Rakyat Antikorupsi di Lapangan Tegalega, Bandung, Jumat, 11 Desember 2015. Band metal Jeruji membuka panggung konser, Jumat siang, yang selanjutnya akan diisi penampilan kelompok Karinding Attack, Eye Feel Six, dan Efek Rumah Kaca. Band Slank, yang telah ditunggu penggemarnya, tampil terakhir.

Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi Sujarnako mengatakan diperkirakan jumlah penonton konser antikorupsi tersebut 5.000 orang. "Kami harap bisa dua kali lipatnya," katanya. KPK sengaja menggelar konser itu untuk menyadarkan anak muda agar ikut terlibat dalam pemberantasan korupsi.

Slank dilibatkan untuk menarik anak-anak muda, selain alasan band yang beranggotakan Kaka, Bimbim, Ridho, Ivan, dan Abdee tersebut ikut mendukung kampanye antikorupsi. Selain konser, acara bertajuk "Uncorrupted Fest" tersebut menggelar diskusi publik dan pelatihan oleh para penampil Konser Rakyat Antikorupsi itu.

Festival Antikorupsi 2015 merupakan kegiatan komunitas dan warga Bandung dalam peringatan Hari Antikorupsi Internasional 2015. Kegiatan ini melibatkan 17 komunitas dengan lebih dari 38 acara yang tersebar di penjuru kota.

Rangkaian kegiatan itu dimulai sejak bulan lalu dengan peluncuran Gerakan Difabel Anti-Korupsi, Festival Kampung Kreatif di Dago Pojok, Pentas Teater Rakyat, serta lomba antikorupsi di sekolah. "Kerja sama dengan banyak komunitas di Bandung ini sangat luar biasa dan mengharukan," kata Sujarnako.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

1 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

1 hari lalu

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

Pengunjung atau wisatawan di jalan legendaris di Kota Bandung itu hanya bisa berjalan kaki karena kendaraan dilarang melintas serta parkir.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

1 hari lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

2 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

2 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

2 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

2 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya