Mahasiswa ITB Juara Lewat Konsep Olah Plastik Jadi Solar  

Reporter

Editor

Suseno TNR

Rabu, 9 Desember 2015 01:11 WIB

Sejumlah sampah botol minuman dan plastik makanan, berserakan di tengah-tengah bangku penonton saat seorang petugas kebersihan membersihkan sampah di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, 19 Oktober 2015. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Bandung - Indonesia bisa tambah kaya dari limbah plastik. Dengan pengolahan serius, limbah itu bisa diolah menjadi bahan bakar minyak yang menghasilkan Rp 53,6 triliun per tahun. Konsep pengolahan limbah plastik ini ditemukan oleh Akbar Syahid Rabbani, mahasiswa Teknik Lingkungan ITB angkatan 2012. Lewat konsep ini juga Akbar menjadi juara kontes Young Economist Stand-Up 2015.

Akbar memaparkan potensi eonomi baru tersebut di Indonesia, dengan pengolahan limbah plastik pada reaktor pirolisis. Mesin itu akan membakar sampah plastik dengan suhu 400-800 derajat Celcius. Pemanasan yang menghasilkan kondensasi atau pengembunan, hasil uapnya menjadi minyak. “Material plastik juga berasal dari minyak bumi, hanya beda tingkatannya,” kata Akbar, Selasa, 8 Desember 2015.

Minyak hasil olahan limbah plastik selanjutnya diolah kembali untuk menjadi bahan bakar jenis tertentu. Misalnya solar atau bensin dengan kualitas premium atau beroktan lebih tinggi. Teknologi konversi itu, kata Akbar, sudah diterapkan di Amerika Serikat dan Jepang. “Untuk dipakai kendaraan bermotor, di Amerika sudah skala pabrik, di Jepang skala rumah tangga,” ujarnya.

Dari catatan Akbar, produksi limbah plastik di Indonesia mencapai sekitar 8 juta ton. Dihitung bersih semuanya untuk diolah menjadi bahan bakar minyak, bisa menghasilkan 8 miliar liter solar. “Potensi keuntungan pemerintah bisa Rp 53,6 triliun per tahun,” ujarnya.

Teknologi itu terhitung berbiaya investasi besar dan sistemnya cukup rumit. Selain itu tidak semua limbah plastik bisa diolah. Hanya plastik keras yang biasa digunakan untuk botol kemasan saja yang bisa. Karena itu harus adalah pemilhan limbah agar hasilnya maksimal dan mesin bekerja secara efisien. “Kalau sampah kantong plastik diolah menjadi biji plastik seperti di tempat pembuangan sampah Bantargebang untuk dipakai lagi,” ujarnya.

Residu pembakaran sampah plastik di reaktor, kata Akbar, berupa debu. Adapun polusi udara dari reaktor, bisa dikurangi dengan teknologi agar sesuai baku mutu. “Debu residu bisa dipakai menjadi bahan campuran paving block atau batako, tapi masih perlu diuji dan diteliti apakah bakal larut atau tidak kalau terkena air,” katanya.

Kompetisi bagi mahasiswa yang disokong sebuah bank perusahaan pada akhir November 2015 itu bertujuan mencari solusi dan peluang dari kondisi perekonomian Indonesia agar meningkat. Pada lomba tersebut, Akbar yang merupakan satu-satunya finalis mahasiswa teknik meraih juara ketiga. Juara pertama dan kedua peserta dari mahasiswa ekonomi serta bisnis asal Universitas Sebelas Maret dan President University.

Akbar berharap pemerintah Indonesia mau menerapkan pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar minyak itu. Alasannya, produksi minyak terus menurun sementara pemakaian makin meningkat. Ketika pengumuman pemenang, Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli yang hadir akan merekrut Akbar. “Belum jelas maksudnya apa, saya tunggu saja tapi tidak berharap banget,” ujarnya.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Gerhana Satelit Juga Bisa Lemahkan Layanan Starlink, Fenomena Apa Itu?

11 jam lalu

Gerhana Satelit Juga Bisa Lemahkan Layanan Starlink, Fenomena Apa Itu?

Pakar ITB ungkap tiga kelemahan layanan Starlink, salah satunya kondisi ketika panel satelit tak bisa menangkap sinar matahari.

Baca Selengkapnya

UKT Melambung, Selain UGM dan UI di PTN Mana Lagi? Di Unsoed kenaikan hingga 300-500 Persen

17 jam lalu

UKT Melambung, Selain UGM dan UI di PTN Mana Lagi? Di Unsoed kenaikan hingga 300-500 Persen

Protes kenaikan UKT terus terjadi di sejumlah PTN, antara lain di UI, UGM, Unri, Unsoed, ITB, USU, dan IAIN Syarif Hidayatullah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor, Peningkatan Google Search, Aktivitas Gunung Slamet

2 hari lalu

Top 3 Tekno: ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor, Peningkatan Google Search, Aktivitas Gunung Slamet

Topik tentang ITB menaikkan biaya pendidikan jenjang S2 dan S3 pada 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Selain UKT S1, ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor

3 hari lalu

Selain UKT S1, ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor

Institut Teknologi Bandung (ITB) menaikkan biaya pendidikan jenjang S2 dan S3 atau magister dan doktoral pada 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah UKT Jenjang Sarjana, Biaya Pendidikan S2 dan S3 di ITB Juga Naik

3 hari lalu

Setelah UKT Jenjang Sarjana, Biaya Pendidikan S2 dan S3 di ITB Juga Naik

Sebelumnya ITB menetapkan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) jenjang S1 atau sarjana pada sebagian mahasiswa baru.

Baca Selengkapnya

Peserta sedang Sakit tapi Tetap Ingin Ujian, Pusat UTBK ITB Syaratkan Surat Dokter

4 hari lalu

Peserta sedang Sakit tapi Tetap Ingin Ujian, Pusat UTBK ITB Syaratkan Surat Dokter

Sejauh ini, sejak UTBK mulai digelar 30 April lalu, ada tiga orang peserta ujian yang datang dalam kondisi sakit. Terkini sakit GERD.

Baca Selengkapnya

Pendaftar UTBK 2024 dI ITB Berkurang, Panitia: Banyak Diterima di Jalur SNBP

5 hari lalu

Pendaftar UTBK 2024 dI ITB Berkurang, Panitia: Banyak Diterima di Jalur SNBP

Pendaftar UTBK SNBT di ITB berkurang pada 2024. Ditengarai karena banyak calon peserta yang sudah diterima di jalur SNBP.

Baca Selengkapnya

ASI Bubuk Tidak Direkomendasikan Dokter Anak, Begini Niat Baik Dibalik Pembuatannya

5 hari lalu

ASI Bubuk Tidak Direkomendasikan Dokter Anak, Begini Niat Baik Dibalik Pembuatannya

Inovasi ASI bubuk oleh mahasiswa ITB dipicu oleh niat menciptakan solusi untuk wanita karier yang kerap kesulitan menyusui.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Wali Kota Bandung Dijadikan Objek Wisata Akhir Pekan

8 hari lalu

Rumah Dinas Wali Kota Bandung Dijadikan Objek Wisata Akhir Pekan

Masyarakat atau wisatawan bisa mengunjungi Pendopo untuk wisata sejarah Kota Bandung, dibatasi 100 orang per hari.

Baca Selengkapnya

Polemik Kenaikan UKT di Sejumlah PTNBH, Wakil Ketua Komisi X DPR: Tidak Logis dan Tidak Relevan

8 hari lalu

Polemik Kenaikan UKT di Sejumlah PTNBH, Wakil Ketua Komisi X DPR: Tidak Logis dan Tidak Relevan

Polemik kenaikan UKT menuai respons dari berbagai pihak. Wakil Ketua Komisi X DPR menyebut kebaikan tersebut tidak logis dan tidak relevan.

Baca Selengkapnya