Sidang Setya Tertutup, Politikus PDIP: Malu Jadi Anggota DPR  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Selasa, 8 Desember 2015 19:27 WIB

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto menjawab pertanyaan awak media usai menjalani sidang etik Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 7 Desember 2015. Sidang yang berlangsung tertutup tersebut berlangsung selama kurang lebih lima jam. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Charles Honoris, mengatakan tak hanya dirinya yang kecewa dengan Mahkamah Kehormatan Dewan yang menggelar sidang secara tertutup, Senin, 7 Desember 2015. Kata Charles, upaya MKD yang mengadili Setya justru membuat rakyat kian marah dan tak percaya dengan MKD.

"Hari ini rakyat sangat kecewa dan marah atas keputusan MKD melakukan persidangan terhadap Setya Novanto secara tertutup. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kritik dan caci maki yang beredar di media sosial. Jujur saja, pada hari ini saya malu menjadi anggota DPR," kata Charles Honoris dalam pesan tertulisnya, Senin, 7 Desember 2015.

Kekecewaan Charles bukan tanpa alasan. Ia melihat Presiden Joko Widodo yang namanya terseret dalam dugaan pencatutan nama yang dilakukan Novanto sangat terganggu. Sebab hal itu penodaan lembaga negara yang dilakukan Ketua DPR. "MKD harus bekerja secara profesional dan transparan," ujar anggota Komisi Luar Negeri DPR itu.

Menurut Charles, MKD seharusnya tidak boleh meninggalkan aspirasi yang berkembang di tengah masyarakat. Kata dia, partai politik adalah alat perjuangan aspirasi dan kesejahteraan rakyat dan anggota DPR adalah wakil rakyat. Di era keterbukaan seperti saat ini, publik akan dapat menilai kinerja MKD dalam menegakkan kode etik.

Tak seperti sidang Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said atau Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, yang diselenggarakan secara terbuka, Senin ini, MKD kembali menggelar sidang dengan mengundang pihak terlapor pencatutan nama Presiden dan upaya pemufakatan jahat, Ketua DPR Setya Novanto.

Presiden Joko Widodo sore ini mengaku marah karena namanya sudah dicatut Setya Novanto dan Riza Chalid dalam usaha melobi Maroef Sjamsoeddin membahas perpanjangan kontrak Freeport.

DESTRIANITA KUSUMASTUTI

Berita terkait

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

4 jam lalu

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

Wacana perpanjangan usia pensiun polisi dinilai tidak sesuai dengan tujuan revisi undang-undang Kepolisian.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

4 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

5 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

9 jam lalu

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

DPR akan merevisi UU Polri. Salah satu perubahannya adalah polisi bisa mendapatkan perlindungan jaminan sosial.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

12 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

13 jam lalu

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

Ketua MKMK menyebut dua pasal di revisi UU MK ini mengancam kemerdekaan kekuasaan kehakiman. Pasal mana saja itu?

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik Revisi UU Keimigrasian

17 jam lalu

Hujan Kritik Revisi UU Keimigrasian

Revisi UU Keimigrasian yang diusulkan DPR dikhawatirkan menjadi celah pihak yang berperkara untuk melarikan diri.

Baca Selengkapnya

RUU MK Dibahas Diam-diam: Berikut Tanggapan Pedas Ketua MKMK, Mantan Ketua MK, hingga Mahfud MD

1 hari lalu

RUU MK Dibahas Diam-diam: Berikut Tanggapan Pedas Ketua MKMK, Mantan Ketua MK, hingga Mahfud MD

Pengesahan RUU MK di tahap I menimbulkan polemik. Sebab, selain dianggap dibahas diam-diam, bisa melemahkan independensi MK. Apa kata Ketua MKMK?

Baca Selengkapnya

DPR Bahas Perpanjangan Batas Usia Pensiun Anggota Polri, Berikut Kajiannya

1 hari lalu

DPR Bahas Perpanjangan Batas Usia Pensiun Anggota Polri, Berikut Kajiannya

Naskah akademik itu menilai batas usia pensiun 58 tahun berbanding terbalik dengan meningkatnya keahlian anggota Polri seiring penambahan usia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT Dinilai Tak Wajar, Komisi X DPR Dorong Pemerintah Revisi Permendikbud SBOPT

1 hari lalu

Kenaikan UKT Dinilai Tak Wajar, Komisi X DPR Dorong Pemerintah Revisi Permendikbud SBOPT

DPR akan meminta pemerintah merevisi Permendikbud yang jadi dasar penghitungan UKT.

Baca Selengkapnya