Polri Juga Bersiap Usut Setya Novanto  

Reporter

Editor

Anton Septian

Kamis, 3 Desember 2015 18:56 WIB

Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti saat memeriksa dan menandatangani sejumlah berkas di ruangannya, Mabes Polri, Jakarta, 23 April 2015. Dalam satu hari, ia bisa menerima 300 surat dari internal maupun aduan masyarakat. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan siap mengusut kasus dugaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam lobi PT Freeport Indonesia oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto. Menurut dia, Polri akan masuk kalau langkah Novanto itu dianggap tindak pidana umum.

"Kalau tindak pidana umum, nanti kami juga akan turun. Tapi kita tunggu bagaimana Mahkamah Kehormatan Dewan ini mengungkap fakta-fakta yang akan dilakukan, karena ini kan belum," kata Badrodin di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis, 3 Desember 2015.

Badrodin juga memantau sidang etik terhadap Novanto yang digelar MKD. Dia akan menyimak keterangan dari PT Freeport terlebih dulu, yang kebetulan diwakili langsung presiden direkturnya, Maroef Sjamsuddin. Maroef diperiksa dalam sidang MKD hari ini.

Badrodin juga masih belum jelas apakah tindakan Novanto ini masuk ranah tindak pidana korupsi atau tindak pidana umum. Dia menunggu Kejaksaan Agung yang sedang menyelidiki kasus tersebut.

"Artinya, kalau penyelidikan itu melakukan penelitian, termasuk juga mencari fakta-fakta hukum, apakah betul telah terjadi tindak pidana?" ujarnya. Kalau sudah ada hasil, Badrodin siap berdiskusi dengan Kejaksaan Agung. "Sebab, Jaksa Agung juga masih melakukan penelitian, belum meningkat pada penyidikan."

Beberapa hari ini MKD menggelar sidang etik mengusut dugaan pelanggaran yang dilakukan Setya Novanto. Sidang ini merupakan tindak lanjut dari laporan Menteri Energi Sudirman Said terhadap Setya yang diduga meminta saham kepada PT Freeport Indonesia dengan mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden. Dalam laporannya ke Mahkamah, Sudirman menyebut adanya pertemuan sebanyak tiga kali. Pertemuan itu antara Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, Ketua DPR Setya Novanto, dan pengusaha minyak Muhammad Riza Chalid.

Menurut Sudirman, Novanto meminta saham sebesar 11 persen untuk Presiden dan 9 persen untuk Wakil Presiden demi memuluskan renegosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport. Sudirman mengaku mendapat informasi itu dari pimpinan Freeport. Sudirman mengantongi bukti berupa rekaman percakapan dalam pertemuan itu, yang sudah diserahkan ke Mahkamah Kehormatan. Sudirman sudah diperiksa MKD kemarin. Rekaman percakapan bukti permintaan saham juga telah diputar saat MKD memeriksa Sudirman.

LINDA TRIANITA

Berita terkait

7 Mantan Kapolri Kunjungi Mabes Polri, Kompolnas: Bentuk Kecintaan Senior kepada Adiknya

28 Oktober 2022

7 Mantan Kapolri Kunjungi Mabes Polri, Kompolnas: Bentuk Kecintaan Senior kepada Adiknya

Kompolnas menyatakan kunjungan para mantan Kapolri ke Mabes Polri kemarin bagai air yang menyejukkan.

Baca Selengkapnya

7 Eks Kapolri Temui Jenderal Listyo Sigit, Siapa Saja? Ini Profil Mereka

28 Oktober 2022

7 Eks Kapolri Temui Jenderal Listyo Sigit, Siapa Saja? Ini Profil Mereka

Tujuh mantan Kapolri turun gunung sambangi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Kamis, 27 Oktober 2022. Siapa saja mereka? Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Waskita Karya Dapat Rp 824 M dari Jual Saham Tol Medan-Kualanamu, Untuk Apa?

25 April 2021

Waskita Karya Dapat Rp 824 M dari Jual Saham Tol Medan-Kualanamu, Untuk Apa?

PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) meraup pendapatan Rp 824 miliar dari hasil penjualan sahamnya di entitas usaha.

Baca Selengkapnya

Badrodin Haiti Masih Sering Dipanggil Kapolri  

17 Februari 2017

Badrodin Haiti Masih Sering Dipanggil Kapolri  

Meski kini berstatus purnawirawan, Badrodin Haiti punya banyak kegiatan. Salah satunya jadi komisaris Grab Indonesia.

Baca Selengkapnya

Badrodin Haiti Jadi Komisaris Grab, Kemenhub: Itu Bagus

1 Februari 2017

Badrodin Haiti Jadi Komisaris Grab, Kemenhub: Itu Bagus

Badrodin dipilih sebagai Komisaris Utama Grab Indonesia karena memiliki karier yang cemerlang di kepolisian.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Mantan Kapolri Badrodin Bergabung dengan Grab  

30 Januari 2017

Ini Alasan Mantan Kapolri Badrodin Bergabung dengan Grab  

Badrodin berharap, dengan penunjukannya sebagai komisaris, akan membuat kinerja Grab lebih baik, tak hanya di Indonesia, tapi juga di negara lain.

Baca Selengkapnya

Mantan Kapolri Badrodin Haiti Jadi Komisaris Utama Grab  

30 Januari 2017

Mantan Kapolri Badrodin Haiti Jadi Komisaris Utama Grab  

Ridzki mengatakan pemilihan Badrodin karena memiliki pengalaman yang luas dalam bekerja dengan para pemangku kepentingan pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Tak Lagi Kapolri, Apa Kesibukan Badrodin Haiti?

22 Juli 2016

Tak Lagi Kapolri, Apa Kesibukan Badrodin Haiti?

Setelah tidak menjabat sebagai Kapolri, Badrodin merasa bebas dan tanpa beban.

Baca Selengkapnya

Purna Tugas, Badrodin Menilai Tantangan Polri Makin Berat

14 Juli 2016

Purna Tugas, Badrodin Menilai Tantangan Polri Makin Berat

Jenderal Badrodin Haiti mengatakan institusi kepolisian semakin menjadi pusat perhatian untuk mempercepat pembangunan nasional.

Baca Selengkapnya

Badrodin Sebut Suksesi Kepemimpinannya Tak Semulus Tito  

14 Juli 2016

Badrodin Sebut Suksesi Kepemimpinannya Tak Semulus Tito  

Saat Badrodin Haiti menggantikan Jenderal Sutarman, Polri menghadapi masalah yang kompleks.

Baca Selengkapnya