Perguruan Tinggi Pesimistis Kurikulum Dwi Bahasa Bisa Jalan

Reporter

Senin, 30 November 2015 21:03 WIB

Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir memberikan presentasi dalam acara Education Outlook 2016 di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu, 27 Mei 2015. Acara tersebut diselenggarakan oleh Tempo Media Group dan Universitas Katolik Atma Jaya. [TEMPO/Subekti; SB2015052701](Komunika Online)

TEMPO.CO, Surabaya - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tengah mempersiapkan kurikulum yang menerapkan pembelajaran dengan dwi bahasa atau dual language: Inggris dan Indonesia. Pembelajaran dual language itu dirancang agar dapat meningkatkan daya saing mahasiswa pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Namun, perguruan tinggi swasta pesimistis kebijakan itu berjalan lancar. “Kemungkinan berhasil diterapkan keci;, menurut saya malah nggak akan jalan,” kata Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Jawa Timur, Suko Wiyono, Senin, 30 November 2015.

Alasannya, selama ini proses penerimaan dosen saja tak menggunakan tes bahasa asing. Selain itu, kebijakan penggunaan bahasa asing tersebut terkesan mendadak. “Bagi perguruan tinggi yang siap silakan, sedangkan yang belum silakan menyiapkan diri.”

Suko menambahkan, penyelenggaraan perkuliahan dengan dwi bahasa menjelang MEA harus didukung dengan sistem pendidikan yang kuat. Ia mencontohkan semangat penggunaan bahasa Inggris dalam kurikulum Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) beberapa waktu silam. “Ternyata bahasanya tetap bahasa Indonesia, karena para guru belum siap,” ujarnya.

Di sisi lain, kebijakan pemerintah pusat kerap berganti. Di tingkat sekolah dasar, menurut Suko, pendidikan bahasa asing yang sempat ada kini malah dihapus. “Akhirnya bingung karena kebijakan berubah-ubah. Jadi kebijakan menteri yang baru ini ya silakan, tapi harap dipikir yang betul.”

Rencananya, kurikulum dual language mulai diterapkan pada 2016. “Kurikulum yang didesain pada masa depan akan dirancang proses belajar dengan dual language,” tutur Menristekdikti Muhammad Nasir di Universitas Airlangga Surabaya, Sabtu, 28 November lalu.

Secara bertahap, pihaknya akan mewajibkan semua mahasiswa dan dosen menggunakan bahasa Inggris dalam berinteraksi. Semua referensi yang digunakan di kampus pun harus berbahasa Inggris. “Dengan begitu, penguasaan bahasa Inggris menjadi given. Semua akan kami syaratkan di perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi negeri,” ujarnya.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

11 jam lalu

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

Emmanuel Macron mengutuk blokade oleh demonstran pro-Palesitna yang menutup pintu-pintu gerbang masuk ke universitas.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

2 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

3 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

3 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

3 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

4 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

9 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

10 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

12 hari lalu

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

Berminat menjadi sarjana hukum, tentu saja harus kuliah di fakultas hukum. Berikut yang perlu disiapkan calon mahasiswa hukum.

Baca Selengkapnya