Golkar Ganti Tiga Kadernya di MKD, Ada Apa?  

Reporter

Kamis, 26 November 2015 16:09 WIB

Lima anggota komisi DPR Maman Imanulhaq, Adian Napitupulu, Diah Pitaloka, Charles Honoris dan Budiman Sudjatmiko menyerahkan pengaduan kepada Mahkamah Kehormatan Dewan tentang dugaan pelanggaran Kode etik yang dilakukan oleh Setya Novanto Dan Fadli Zon, Jakarta, 7 September 2015. Foto: Destrianita

TEMPO.CO, Jakarta - Komposisi anggota Mahkamah Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat kembali mengalami perubahan sejak kasus dugaan pelanggaran kode etik oleh Ketua DPR Setya Novanto bergulir. Kali ini, giliran Fraksi Partai Golongan Karya yang mengganti semua kadernya di MKD.

Ketua MKD Surahman Hidayat membenarkan adanya pergantian tersebut. Ia mengakui ada perubahan anggota dan pemimpin MKD dari Golkar. "Dua anggota dan satu pemimpin dari Fraksi Golkar," katanya di ruang kerjanya, Kamis, 26 November 2015.

Menurut Surahman, perubahan terjadi di posisi Wakil Ketua MKD. Sebelumnya, Wakil Ketua MKD diisi Hardisoesilo. Tapi kini ia digantikan rekan sefraksinya yang bernama Kahar Muzakir. Dua anggota Fraksi Golkar lain di MKD yang diganti adalah Dadang S. Muchtar dan Budi Supriyanti. Dadang digantikan Ridwan Bae, sementara Budi Supriyanti digantikan Adies Kadier.

Surahman berujar, perubahan komposisi MKD tersebut merupakan sesuatu yang wajar karena menjadi hak setiap fraksi. "Pergantian mereka dimulai Kamis hari ini," ucap politikus Partai Keadilan Sejahtera ini.

Sebelum Fraksi Golkar, ada empat fraksi lain yang mengganti anggotanya di MKD, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, dan Partai NasDem. PDIP mengganti Muhammad Prakosa. Pengganti Prakosa adalah Henry Yosodiningrat. Demokrat mengganti Guntur Sasongko dengan Fandi Utomo.

Lalu PAN memutasi dua orang kadernya, yakni Hang Ali Saputra Syah Pahan dan Ahmad Riski Sadiq, di MKD. Hang Ali Saputra digantikan Sugiman, sementara Ahmad Riski digantikan A. Bakrie. Terakhir, NasDem mengganti Fadholi dengan Akbar Faisal.

Lima fraksi tersebut buru-buru memutasi kadernya di MKD tak lama setelah laporan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said masuk ke MKD. Sudirman melaporkan Ketua DPR Setya Novanto karena dugaan pelanggaran kode etik Dewan.

Dalam laporannya, Sudirman menyebut Setya menjadi pelobi perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia dengan pemerintah. Sedirman menuturkan, saat bertemu dengan bos Freeport, Maroef Syamsoeddin, Setya meminta Freeport membangun pembangkit listrik di Papua. Lalu Setya meminta sebagian saham pembangkit listrik tersebut.

Selain itu, politikus Golkar ini pun dituduh telah mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Adapun Setya sudah berkali-kali membantah telah mencatut nama Presiden dan Wapres. Ia pun menampik meminta sebagian saham Freeport.

HUSSEIN ABRI YUSUF




Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

10 jam lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

2 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya