Anies: Guru Pakai Kekerasan Berarti Ajari Murid Kekerasan
Editor
Anton Septian
Minggu, 22 November 2015 08:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, guru tak boleh mengajar dengan memakai kekerasan. "Kalau dia mendidik dengan kekerasan, dia mengajarkan muridnya memakai kekerasan," kata dia di kantornya, Jakarta, Sabtu, 21 November 2015.
Anies mencontohkan, guru mengajar anak disiplin tetapi memakai kayu rotan. "Tangannya dipukul. Sebenarnya dia sedang mengajarkan kepada muridnya; kekerasan boleh loh," ujar Anies. "Selama guru tidak mengajarkan kekerasan, insya Allah guru bisa mendisiplinkan anak dan bebas dari segala potensi tuntutan."
Lalu, bagaimana cara guru menghadapi remaja yang labil? Anies menjelaskan, caranya dengan antisipasi sejak dini. Menurutnya, potensi penyimpangan di usia remaja ada banyak. Seperti, pornografi, narkoba, kekerasan, dan ideologi-idelogi yang berlawanan dengan Pancasila.
Anies mengatakan, empat hal ini bisa diantisipasi jika ada monitoring intensif dari orang tua. Karena itu, Anies menganjurkan agar orang tua meluangkan waktu 20 menit setiap hari. "Untuk ngobrol dengan anaknya," kata Anies.
Kedua, kata dia, guru mendeteksi dan melihat situasi anak di sekolahnya. Anies menambahkan, guru jangan hanya datang ke sekolah, mengajar, dan setelah itu pulang. Kalau guru membaca ada tanda-tanda pornografi, bisa langsung mengajak orang tua murid berdialog.
Anies menjelaskan, di Indoensia terdapat 212 ribu sekolah. "Jadi harus dilakukan masif. Dinas dan kepala sekolahnya harus melakukan respons, bila daerah itu banyak tempat-tempat yang banyak ditemukan kasus narkoba, misalnya."|
REZKI ALVIONITASARI