Usai Asap Kini Banjir, Saatnya Simpan Air Gambut  

Reporter

Jumat, 20 November 2015 11:00 WIB

Operator mengoperasukan beberapa alat berat untuk pembuatan embung penampung air di lahan gambut bekas kebakaran di Desa Rimbo Panjang, Kampar, Riau, 9 Oktober 2015. BNPB melakukan pembangunan embung di lahan gambut yang berisiko kebakaran sebagai penampung air. ANTARA/FB Anggoro

TEMPO.CO, Pekanbaru - Ahli gambut dari Universitas Riau, Haris Gunawan, mengatakan musim hujan yang saat ini melanda Riau merupakan kesempatan menyimpan air di lahan gambut. Kesempatan ini sekaligus sebagai cara dan langkah mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Menurut Haris, pemerintah dan swasta mesti memaksimalkan pembangunan sekat kanal di kawasan gambut, agar intensitas air di lahan gambut tidak terbuang ke laut. “Pemerintah juga harus sibuk saat musim hujan kalau memang ingin mencegah kebakaran hutan,” kata Haris seusai Lokakarya Multi Pihak yang membahas solusi kebakaran hutan dan lahan yang diadakan Center for International Forestry Research (Cifor), Kamis malam, 19 November 2015, di Pekanbaru.

Haris berujar, pembangunan sekat kanal merupakan solusi hilir dari kebakaran hutan dan lahan. Namun yang lebih penting, ucap dia, pemerintah dan swasta mesti melakukan perbaikan kubah gambut yang selama ini hilang akibat kanalisasi sehingga tidak mampu lagi menyimpan air. Alhasil, hutan gambut jadi mudah terbakar. “Pembangunan sekat kanal, koordinasi lintas sektor, dan sosialisasi mesti ditingkatkan saat musim hujan ini,” tuturnya.

Haris menegaskan, musim hujan adalah waktu yang tepat mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan, agar pemerintah tidak gagap dalam menghadapi musim panas. Terlebih cuaca panas akan kembali melanda Riau pada periode Januari-Februari nanti. “Jika gambut masih kering dan terbakar lagi, sebanyak apa pun pesawat pemadam yang dikerahkan tidak akan mampu mencegah bencana asap,” katanya.

Kepala Dinas Kehutanan Riau Fadrizal Labay menyebutkan terdapat 2.934.488 meter atau 29 ribu kilometer panjang kanal yang membentang di seluruh h Riau. Sepanjang 5.250 kilometer di antaranya terdapat di hak guna usaha (HGU), 11 ribu kilometer di hutan tanam industri, dan 12.780 di area terbuka masyarakat.

Namun, sejauh ini, baru terbangun 2.274 unit sekat kanal di lahan konsesi dan 80 unit sekat kanal di lahan terbuka masyarakat. Menurut Fadrizal, pembangunan sekat kanal akan terus dilakukan. Tapi persoalannya, tingkat elevasi dan kontur permukaan gambut di setiap wilayah tidak sama. Jadi tidak semua kanal dapat dibangun sesuai dengan jarak semestinya per 500 meter.

Namun yang terpenting, ucap dia, tingkat permukaan air harus berada 40 sentimeter di bawah permukaan lahan gambut, agar lahan tetap basah. “Kami banyak melihat permukaan air berada 200 sentimeter di bawah gambut, sehingga lahan kering dan mudah terbakar,” ujarnya.

Kebakaran hutan yang memicu kabut asap di Riau selama tiga bulan lamanya membuat aktivitas masyarakat lumpuh. Sekolah terpaksa diliburkan. Ribuan warga Riau pun terserang penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), bahkan enam di antaranya meninggal dunia.

Tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan warga Riau, bencana asap juga mengakibatkan aktivitas perekonomian lumpuh. Sepanjang bencana asap, Riau mengalami kerugian lebih dari Rp 30 triliun. Kerugian turut dirasakan negara tetangga akibat asap kiriman, seperti Malaysia dan Singapura.


RIYAN NOFITRA




Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Prioritas Membangun Kota Bertuah

15 Agustus 2023

Prioritas Membangun Kota Bertuah

Penjabat Wali Kota Pekanbaru Muflihun, memprioritaskan pembangunan yang dibutuhkan warga. Menyiapkan generasi untuk Indonesia Emas 2045.

Baca Selengkapnya

Bang Uun Sebut Pentingnya Peran Masyarakat Untuk Pekanbaru Bersih

4 Agustus 2023

Bang Uun Sebut Pentingnya Peran Masyarakat Untuk Pekanbaru Bersih

Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun SSTP MAP berkunjung ke Kecamatan Sail, Minggu, 30 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya