Setahun Jaksa Agung, 5 Catatan Buruk ICW Buat Prasetyo

Reporter

Rabu, 18 November 2015 18:06 WIB

HM Prasetyo saat diambil sumpah dalam pelantikan sebagai Jaksa Agung baru di Istana Negara, Jakarta, 20 November 2014. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Selama setahun menjabat sebagai Jaksa Agung, Indonesia Corruption Watch (ICW) memiliki lima catatan terhadap HM Prasetyo. Peneliti ICW Lalola Ester mengatakan catatan tersebut antara lain Prasetyo tidak melakukan terobosan maupun inovasi baru selama setahun memimpin Kejaksaan Agung.


"Saat ini Kejaksaan hanya sifatnya meneruskan dari Jaksa Agung sebelumnya. Tidak ada inovasi baru, apalagi terkait strategi nasional PPK 2015," kata Ola, sapaan Lalola, di kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Rabu, 18 November 2015.


Catatan kedua, mengenai persoalan eksekusi aset yang sudah berkekuatan hukum tetap. Misalnya, kata dia, Kejaksaan berencana mengeksekusi aset Yayasan Supersemar sebesar Rp 4,4 triliun sesuai putusan Mahkamah Agung pada Oktober lalu, tapi sampai saat ini tidak juga terealisasi. "Seperti eksekusi aset Supersemar akan dibekukan, ada Rp 4.4 triliun yang belum tertagih," katanya.


Selain itu, mengacu pada data ICW, Ola mengatakan Kejaksaan Agung memiliki piutang Rp 13 triliun yang belum ditagih. Uang tersebut merupakan uang pengganti terkait perkara korupsi sesuai putusan pengadilan.


Ketiga, dia menyorot pembentukan Satuan Tugas Khusus Tindak Pidana Korupsi (Satgassus Tipikor). Menurut dia, tujuan pembentukan Satgassus Tipikor ini sangat baik, tapi mereka hanya mengusut perkara korupsi berskala kecil yang bisa ditangani oleh Kejaksaan Tinggi maupun Kejaksaan Negeri. "Tidak ada kasus besar sebagaimana yang digadang-gadang setahun yang lalu. Prestasi macam apa yang diukir, mungkin hanya kasus korupsi Uniterruptible Power Supply di DKI," kata Ola.


Advertising
Advertising

Selanjutnya, Ola menyoal langkah reformasi birokrasi di Korps Adhyaksa ini yang belum berjalan optimal. Ia mencontohkan, pengisian jabatan strategis di jajaran Kejaksaan yang tidak transparan dan tanpa melalui lelang jabatan. Misalnya, kata Ola, Kejaksaan mengangkat Bayu Adi Nugroho, anak Prasetyo, menduduki jabatan startegis. "Patut dipertanyakan anak jaksa bisa menempati posisi strategis tanpa ada proses yang jelas," ujarnya.


Terakhir, Ola menyorot penarikan jaksa Yudi Kristiana yang ditugaskan di Komisi Pemberantasan Korupsi. Penarikan ini dilakukan secara tiba-tiba, padahal masa tugas Yudi di KPK baru baru saja diperpanjang. "Kenapa sekarang? Tidak menunggu kontrak selesai pada 2019," kata dia.


Ola menduga penarikan ini ada kaitannya dengan perkara yang sedang ditangani Yudi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Saat ini Yudi menjadi Jaksa Penuntut Umum untuk kasus korupsi dengan terdakwa Otto Cornolis Kaligis, dan mantan Sekretaris Jenderal Partai NasDem Patrice Rio Capella. Dalam kasus ini, nama Jaksa Agung Prasetyo disebut-sebut. "Dia ditarik saat menangani perkara yang diduga melibatkan Jaksa Agung. Kita patut bertanya kenapa sekarang, apa ada pelemahan KPK secara sistematis?" katanya.


ARKHELAUS WISNU TRIYOGO

Berita terkait

Kilas Balik 7 Tahun Jokowi Perintah Jaksa Agung Usut Kembali Kematian Munir, Apa Hasilnya?

13 Oktober 2023

Kilas Balik 7 Tahun Jokowi Perintah Jaksa Agung Usut Kembali Kematian Munir, Apa Hasilnya?

Pada 13 Oktober 2016, Jokowi meminta Jaksa Agung kembali mengusut kasus pelanggaran HAM Munir Said Thalib. Berikut kilas baliknya.

Baca Selengkapnya

Jaksa Agung Sebut Tak Segan Menindak Jaksa Baru yang Menyimpang

13 Agustus 2021

Jaksa Agung Sebut Tak Segan Menindak Jaksa Baru yang Menyimpang

Jaksa Agung ST Burhanuddin mengatakan sudah banyak jaksa senior yang dihukum karena melakukan pelanggaran.

Baca Selengkapnya

Diduga Aset Jiwasraya, 6 Bidang Tanah di Jaksel Disita Kejagung

6 Maret 2020

Diduga Aset Jiwasraya, 6 Bidang Tanah di Jaksel Disita Kejagung

Tim jaksa penyidik Kejaksaan Agung menyegel 6 bidang tanah dan bangunan di Jakarta Selatan, yang diduga aset kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya.

Baca Selengkapnya

Tak Terkait Jiwasraya, Pemblokiran 25 Rekening Pemilik SID Dibuka

29 Februari 2020

Tak Terkait Jiwasraya, Pemblokiran 25 Rekening Pemilik SID Dibuka

Sejauh ini sudah ada 235 pemilik saham yang rekeningnya diblokir karena diduga terkait kasus Jiwasraya. Sebanyak 88 orang sudah mengajukan keberatan.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Bidik Tambang Emas Tersangka Jiwasraya

29 Februari 2020

Kejaksaan Agung Bidik Tambang Emas Tersangka Jiwasraya

Dalam perkara Jiwasraya, Kejaksaan Agung telah menetapkan enam tersangka. Taksiran sementara kerugian atas kasus ini mencapai Rp 17 triliun.

Baca Selengkapnya

Rini Soemarno Pernah Laporkan Fraud Jiwasraya dan Asabri ke Jaksa

28 Februari 2020

Rini Soemarno Pernah Laporkan Fraud Jiwasraya dan Asabri ke Jaksa

Mantan Menteri BUMN Rini Soemarno rupanya pernah melaporkan dugaan fraud Jiwasraya dan Asabri ke Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Deteksi Aset Tersangka Jiwasraya di 10 Negara

26 Februari 2020

Kejaksaan Agung Deteksi Aset Tersangka Jiwasraya di 10 Negara

Untuk melacak keberadaan aset tersangka Jiwasraya di luar negeri, Kejaksaan Agung bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.

Baca Selengkapnya

Benny Tjokro Sebut Saham Hanson di Jiwasraya Cuma 2 Persen

26 Februari 2020

Benny Tjokro Sebut Saham Hanson di Jiwasraya Cuma 2 Persen

Benny Tjokrosaputro mengatakan saham emitennya, yakni PT Hanson Internasional Tbk., di Jiwasraya tak sampai 2 persen.

Baca Selengkapnya

Kasus Jiwasraya, 18 Saksi dari Perbankan Diperiksa Kejagung

26 Februari 2020

Kasus Jiwasraya, 18 Saksi dari Perbankan Diperiksa Kejagung

Ini daftar perbankan yang ikut diperiksa Kejagung dalam kasus Jiwasraya.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Batal Umumkan Pemeriksaan Berkas Kasus Paniai

24 Februari 2020

Kejaksaan Agung Batal Umumkan Pemeriksaan Berkas Kasus Paniai

Kejaksaan Agung masih akan mendalami berkas kasus Paniai yang telah dinyatakan sebagai pelanggaran HAM berat oleh Komnas HAM itu.

Baca Selengkapnya