Jatam Tolak Pembangunan Rel Batu Bara Kalimantan Timur

Reporter

Editor

Zed abidien

Rabu, 18 November 2015 16:35 WIB

Ilustrasi penggantian/perawatan rel kereta. ANTARA/Prasetia Fauzani

TEMPO.CO, Balikpapn - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menolak rencana pembangunan rel kereta api batu bara kerja sama antara pemerintah Kalimantan Timur (Kaltim) dan Rusian Railways. Keberadaan rel kereta api dikhawatirkan hanya mempercepat ludesnya stok kandungan batu bara di Kaltim.

“Stok batu bara di Kaltim segera habis dengan adanya rel kereta api ini,” kata aktivis Jatam Kaltim, Merah Johansyah pada Rabu, 18 November 2015.

Merah memperkirakan, adanya rel kereta api membuat produksi batu bara Kaltim melonjak hingga tiga kali lipat dibandingkan sebelumnya. Produksi batu bara Kaltim ialah 200 juta metrik ton per tahun atau 45 persen total produksi nasional.

Stok kandungan batu bara Kaltim, kata Merah, hanya tersisa sebanyak 8 miliar metrik ton. Menurut dia, kandungan batu bara ini diprediksi akan habis dalam kurun waktu 15 tahun mendatang dengan adanya rel kereta api Kaltim. “Pada 2030 mendatang, sudah tidak akan ada lagi batu bara tersisa di Kaltim,” tuturnya.

Merah beranggapan kereta api batu bara sepanjang 183 kilometer hanya menguntungkan 377 perusahaan pertambangan Kaltim. Padahal rel kereta api membelah Kutai Barat, Paser, Penajam Paser Utara, dan Balikpapan berpotensi menyebabkan bencana lingkungan adanya galian sisa pertambangan batu bara.

Proyek rel kereta senilai Rp 50 triliun disebut-sebut melewati hutan alam primer, sekunder, hingga hutan lindung di Kutai Barat dan Paser. Rel kereta api ini juga melewati dua kawasan hutan produksi terbatas dan Hutan Lindung Sungai Wain sebagai sumber air baku Balikpapan.

Merah mengatakan pemerintah daerah tidak pernah menyosialisasikan proyek rel kereta api batu bara ini pada masyarakat. Menurut dia, masyarakat Kaltim harus juga dimintai pendapat soal rel kereta api batu bara.

Seluruh pembeli batu bara yang berasal dari Kutai Barat, Paser, dan Penajam Paser Utara adalah negara-negara asing. Mereka di antaranya adalah Taiwan, Malaysia, Italia, Jepang, India yang merupakan pembeli dari Group Bayan, sedangkan Singlurus Pratama menjual batu baranya untuk Cina, Hong Kong, India, Korea, Taiwan, dan Thailand.




SG WIBISONO

Berita terkait

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

3 jam lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

4 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

28 hari lalu

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk periode 2011-2016 Milawarman divonis bebas dalam kasus dugaan korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS).

Baca Selengkapnya

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

43 hari lalu

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

Pusat Studi Ekonomi dan Sumber Daya Alam (Pusesda) menolak rencana Bahlil membagikan izin usaha pertambangan (IUP) ke organisasi kemasyarakatan.

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

43 hari lalu

Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sudah mencabut 2.051 Izin Usaha Pertambangan (IUP) sejak 2022.

Baca Selengkapnya

Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

52 hari lalu

Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

Neraca dagang antara Indonesia dan Vietnam mencapai USD 12,84 Miliar sepanjang 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

54 hari lalu

Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Simbara menaikan penerimaan pajak batu bara.

Baca Selengkapnya

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

29 Februari 2024

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

19 Februari 2024

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

16 Februari 2024

Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

Sepanjang Januari 2024, nilai ekspor batu bara tercatat US$ 2,41 miliar, turun dari bulan sebelumnya US$ 3 miliar.

Baca Selengkapnya