ICCTF Edukasi Nilai Ekonomi Bakau Di Desa Percut

Reporter

Sabtu, 14 November 2015 05:14 WIB

Seorang warga menanam bibit mangrove di Pulau Tanakeke, Kabupaten Takalar, Sulsel, 23 Mei 2015. Tanaman ini sanggup menghentikan abrasi laut, dan menjaga keseimbangan ekosistem laut. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Deli Serdang - Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) mendanai program pengembangan mangrove untuk ketahanan ekologi-ekonomi warga Desa Percut, Deli Serdang.

"Kami masuk sejak Juli 2015," kata Erwin Widodo Direktur Eksekutif ICCTF di Medan, Jumat, 13 November 2015. Bersama dengan pendonor dan pejabat Bappenas, dia mengunjungi program itu di Deli Serdang, Sumatera Utara.

Dalam program ini, ICCTF -- lembaga pendanaan di bawah pengawasan Bappenas -- menggandeng Pilar, organisasi masyarakat sipil. Mereka melatih dan mengembangkan manfaat tanaman penyerap karbon tersebut kepada warga yang bertempat tinggal di Desa Percut.

Kawasan pesisir timur Sumatera Utara ini dipilih berdasarkan alasan kerusakan ekologi yang diciptakan oleh aktivitas penyeberangan laut di selat Malaka. "Pergerakan kapal di selat Malaka 2.000 kapal, sebuah penilaian menunjukkan kerusakan banyak terjadi di titik-titik yang pertumbuhan ekonomi berjalan cepat," kata dia.

Desa Percut menjadi salah satu sasaran donasi karena dari segi pengetahuan, warga sudah mengerti dan mengetahui penanaman bakau. "Kami sasar ke penambahan nilai ekonomi dari pemberdayaan mangrove," kata Erwin.

Dengan pemberdayaan manfaat ekonomi, ICCTF berharap proyek pilot ini bisa segera menunjukkan manfaatnya untuk direplikasi di wilayah lain yang membutuhkan proses sejak nol.

Warga Desa Percut Ahmad Sayuti, 39 tahun, mengatakan selama tiga tahun terakhir dirinya mulai beralih profesi menjadi petani pembibitan tanaman bakau. Hal ini dilakukan karena melihat keuntungan nilai ekonomi dari tanaman bakau yang sudah ditanam sejak tahun 1982.

"Dari tahun itu kondisi bakau minim, kami sudah mulai tanam, tapi penggunaannya hanya untuk arang atau kayu bahan banguna rumah." Ia mengaku selama setahun terakhir melalui lembaga Pilar dan ICCTF dirinya beserta warga pesisir lainnya diajari cara memanfaatkan tanaman bakau menjadi penghasilan.

"Dibanding jadi nelayan, penghasilan ini lebih baik, jauh dari nelayan tradisional." Saat musim panen ikan tambak di area bakau penghasilannya bisa mencapai Rp 10 juta lebih," kata dia.

Data Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) tahun 2014 menyebutkan Indonesia memiliki luas hutan bakau sebesar 3,3 juta hektare. Hutan bakau dapat ditemukan disepanjang pantai pesisir timur Sumatera, pesisir utara Jawa, pesisir Kalimantan, pesisir laut Sulawesi, hingga pesisir selatan Papua.

Kawasan bakau, selain memiliki fungsi penyerapan karbon, juga berguna untuk kawasan peternakan tambak ikan air laut. Selain itu sejumlah percobaan juga dilakukan terkait pemanfaatan bakau sebagai komoditas makanan.

MAYA NAWANGWULAN


Berita terkait

Hutan Mangrove Lebih Efektif Menyerap Emisi Karbon, Ini Penjelasannya

5 hari lalu

Hutan Mangrove Lebih Efektif Menyerap Emisi Karbon, Ini Penjelasannya

Hutan mangrove memiliki segudang manfaat terutama efektif menyerap emisi karbon. Begini penjelasannya .

Baca Selengkapnya

8 Destinasi Wisata Seru di Kepulauan Andaman dan Nikobar

28 Juli 2023

8 Destinasi Wisata Seru di Kepulauan Andaman dan Nikobar

Tak cuma menikmati keindahan pantai saja di Kepulauan Andaman dan Nikobar Anda bisa mengunjungi beberapa tempat yang sangat seru

Baca Selengkapnya

5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Bengkulu: Dari Benteng Marlborough hingga Kebun Teh

23 Juli 2023

5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Bengkulu: Dari Benteng Marlborough hingga Kebun Teh

Pantai Panjang, berlokasi di Kota Bengkulu, adalah salah satu pantai paling populer di provinsi ini.

Baca Selengkapnya

Buah Pedada Sering Dibuang, Ternyata Manfaatnya Bisa Tingkatkan Sistem Imun Tubuh

18 Juni 2023

Buah Pedada Sering Dibuang, Ternyata Manfaatnya Bisa Tingkatkan Sistem Imun Tubuh

Masyarakat jarang mengkonsumsi langsung buah pedada karena rasanya yang asam. Tapi ternyata, manfaat buah ini sangat baik.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Perempuan Tewas Usai Jatuh dari Lift di Bandara Kualanamu

2 Mei 2023

7 Fakta Perempuan Tewas Usai Jatuh dari Lift di Bandara Kualanamu

Kasus jatuhnya seorang perempuan dari lift di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara menjadi perhatian publik. Apa saja fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

Penurunan Angka Kemiskinan Rendah ketika Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Bappenas: Ada Disrupsi Ekonomi

8 Februari 2023

Penurunan Angka Kemiskinan Rendah ketika Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Bappenas: Ada Disrupsi Ekonomi

Kepala Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa membuka penyebab rendahnya penurunan angka kemiskinan di tengah pertumbuhan ekonomi

Baca Selengkapnya

ASPEKSINDO: Perencanaan Pembangunan Nasional Masih Berbasis Darat

25 Oktober 2022

ASPEKSINDO: Perencanaan Pembangunan Nasional Masih Berbasis Darat

RUU Daerah Kepulauan ini sangat strategis dalam membangun daerah berciri kepulauan dan pesisir.

Baca Selengkapnya

Lima Tujuan Wisata di Surabaya yang Patut Dijajal

1 Oktober 2022

Lima Tujuan Wisata di Surabaya yang Patut Dijajal

Monumen Prasamana terletak dalam satu kawasan dengan kantor gubernur sekaligus menjadi penanda Titik Nol Kilometer Surabaya, ibu kota Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Menyusuri Keindahan Teluk Youtefa, Destinasi Bahari yang Komplit

30 Agustus 2022

Menyusuri Keindahan Teluk Youtefa, Destinasi Bahari yang Komplit

Teluk Youtefa di Papua memiliki keindahan yang siap memanjakan setiap wisatawan yang berkunjung. Destinasi wisata bahari apa saja di sana?

Baca Selengkapnya

Nestapa Teluk Youtefa: Kawasan Hutan Bakau Terancam dan Kehilangan Habitat Biota Laut

29 Agustus 2022

Nestapa Teluk Youtefa: Kawasan Hutan Bakau Terancam dan Kehilangan Habitat Biota Laut

Teluk Youtefa terancam mengalami kehilangan habitat biota lautnya karena jumlah hutan bakau semakin sempit. Siapa yang peduli?

Baca Selengkapnya