Eceng Gondok Ancam Populasi Ikan di Sungai Citarum  

Reporter

Editor

Zed abidien

Kamis, 12 November 2015 13:58 WIB

Pemulung menurunkan muatannya di pinggir Sungai Citarum di Kampung Mekarsari, Baleendah, Kabupaten Bandung, 8 September 2015. Pelaku industri dengan bebas mencemari Citarum beserta anak sungainya. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Karawang - Sudah sepekan ini, permukaan air sungai Citarum di Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, dipenuhi oleh tumbuhan eceng gondok. Pantauan Tempo di Desa Anjun, Kelurahan Karawang Kulon, tumbuhan gulma itu tumbuh menyebar menutupi seluruh permukaan air.

Wawan, 45 tahun, seorang warga Anjun, mengatakan telah melihat eceng gondok menutupi sungai Citarum sejak Rabu, 4 November 2015. Menurutnya, pertumbuhan eceng gondok ini sampai mengganggu transportasi air. "Perahu eretan yang digunakan warga menjadi sulit melaju karena terhalangi tumpukan eceng gondok," ujar Wawan saat ditemui Tempo di Karawang, Rabu, 11 November 2015.

Wawan mengatakan menyaksikan tumbuhan dengan nama Latin Eichhornia crassipes. itu menyulitkan laju perahu warga. "Walaupun mengapung di air, akar eceng gondok bisa sampai tanah. Tukang perahu eretan sibuk untuk menyingkirkan tumpukan eceng gondok itu sehingga laju perahu mereka menjadi lambat," ujar Wawan.

Pesatnya tumbuhan eceng gondok juga berdampak pada populasi ikan di Citarum. Daru Setiorini, General Manager Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton), mengatakan jika eceng gondok sampai menutupi seluruh permukaan sungai, bisa berbahaya bagi ikan.

"Pada malam hari, eceng gondok melakukan respirasi dengan menghirup oksigen. Hal ini mengakibatkan kadar oksigen dalam air menurun drastis. Jika mencapai di bawah 2 miligram per liter, dipastikan ikan-ikan di sungai itu mati," ujar Daru saat ditemui Tempo di Karawang.

Daru mengatakan pesatnya pertumbuhan eceng gondok di Citarum menandakan banyaknya bahan tercemar yang terdapat di air sungai terpanjang di Jawa Barat itu, seperti pupuk kimia, detergen, dan limbah pertanian. "Eceng gondok adalah indikator pencemaran karena tumbuhan itu dikenal doyan menyerap logam berat, merkuri, nikel, dan residu pestisida." tuturnya.

Selain sebagai indikator pencemaran, tumbuhan ini juga berfungsi sebagai penjernih sungai. Saat ini, Sungai Citarum di Karawang sudah berwarna hitam akibat polusi. Menurut Daru, hal itulah yang menjadi permulaan menumpuknya eceng gondok di Citarum seminggu terakhir ini.

Kondisi ini diperparah dengan datangnya musim hujan. Daru mengatakan saat musim hujan volume air Citarum bertambah. "Racun yang mengendap di permukaan sungai bisa naik akibat pengedukan arus air. Selain terpapar endapan racun, ikan-ikan juga rebutan oksigen yang menipis. Itulah yang menjelaskan gejala ikan mati mendadak di Sungai Citarum," kata Daru.

Manajer lembaga kajian ekologi dan konservasi lahan basah itu pernah melakukan penelitian biotilik di Sungai Citarum. Hasilnya, 50 jenis ikan di Citarum telah punah. Jenis ikan yang punah itu adalah arengan, lelawak, sengal, tawes, dan jenis ikan lainnya. "Ikan-ikan itu musnah karena shock loading, pembuangan industri dalam jumlah besar secara mendadak," tutur Daru.

Dari catatan Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat, terdapat 4.000 perusahaan yang tersebar dari hulu sampai hilir Sungai Citarum. "30 persennya melanggar, melakukan pencemaran. Namun sampai saat ini, hanya 20 perusahaan yang ditindak," kata Dadan Ramdan, Ketua Walhi Jawa Barat.




HISYAM LUTHFIANA


Berita terkait

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

14 hari lalu

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

44 hari lalu

Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

Ruas Tol Sedyatmo KM 27 terpantau hingga Jumat 22 Maret 2024 pukul 18.00 WIB masih terendam air luapan Kali Kamal.

Baca Selengkapnya

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

47 hari lalu

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

48 hari lalu

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

Hari Daur Ulang Sedunia ini juga meningkatkan kesadaran akan daur ulang sebagai sebuah ide dan konsep yang penting.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

59 hari lalu

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengingatkan potensi kerusakan lingkungan imbas migrasi penduduk ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Ketahuan Memainkan Suara Caleg, Lima Anggota PPK di Karawang Diberhentikan oleh KPU

4 Maret 2024

Ketahuan Memainkan Suara Caleg, Lima Anggota PPK di Karawang Diberhentikan oleh KPU

KPU Karawang menemukan bukti dan pengakuan terjadinya pemindahan perolehan suara dari satu caleg ke caleg lainnya.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

17 Februari 2024

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

Organisasi masyarakat sipil khawatir Prabowo-Gibran melanjutkan program Jokowi yang dinilai merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

500 Ribu Meter Kubik Material Erupsi Gunung Marapi Ancam Warga hingga 7 Kilometer

23 Januari 2024

500 Ribu Meter Kubik Material Erupsi Gunung Marapi Ancam Warga hingga 7 Kilometer

Jika terjadi banjir lahar hujan, katanya, tumpukan material vulkanik Gunung Marapi tersebut dapat menjangkau hingga area tujuh kilometer.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Kabinet, KNKT Didesak Transparan Soal Kecelakaan Kereta

17 Januari 2024

Terpopuler: Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Kabinet, KNKT Didesak Transparan Soal Kecelakaan Kereta

Berita terpopuler hari ini mencakup Faisal Basri yang menyebut Sri Mulyani paling siap mundur dari Kabinet Jokowi.

Baca Selengkapnya

Karawang Terbitkan Perda Anti Knalpot Brong, Hukumannya Penjara dan Denda Puluhan Juta

14 Januari 2024

Karawang Terbitkan Perda Anti Knalpot Brong, Hukumannya Penjara dan Denda Puluhan Juta

Pemerintah dan polisi terus menekan penggunaan knalpot brong di Kabupaten Karawang.

Baca Selengkapnya