Isu Pelobi Jokowi, Buehler: di AS, Berbohong Dibui 5 Tahun

Reporter

Kamis, 12 November 2015 12:55 WIB

Pengajar politik di SOAS University of London, Dr Michael Buehler. soas.ac.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Pengajar School of Oriental and African Studies, Department of Politics and International Studies, University of London, Michael Buehler, mengajukan sejumlah pertanyaan tentang kontroversi penyewaan jasa lobi oleh pemerintah Indonesia untuk melakukan kerja sama dengan pemerintah Amerika Serikat.

Michael Buehler lebih dulu mengajukan klarifikasi atas artikelnya yang dimuat di situs New Mandala pada 6 November 2015. Situs New Mandala, kata Buehler, adalah milik Universitas Nasional Australia atau Australian National University, yang sering dipakai Indonesianis untuk mengangkat isu penting terkait politik, ekonomi, dan sosial kemasyarakatan.

"Artikel saya mengajukan beberapa pertanyaan penting berkaitan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat beberapa minggu yang lalu," kata Buehler dalam penjelasannya melalui surat elektronik kepada Tempo pada Rabu, 11 November 2015.

BACA: Heboh Broker Lobi Jokowi: Derwin Pereira Akhirnya Minta Maaf

Dalam artikel itu, menurut Buehler, dirinya mengutip sebuah dokumen yang sudah berada di ranah publik dan dapat diakses oleh siapapun sejak 17 Juni 2015. Dokumen ini bisa diunggah dari situs UU Pendaftaran Agen Asing milik Departemen Kehakiman Amerika Serikat di sini. Dokumen itu sebuah arsip daring yang wajib dilaporkan kepada Departemen Kehakiman Amerika.

Selama 10 tahun terakhir, kata Buehler, sebagian besar penelitian yang ia lakukan terkait isu politik daerah, sistem pelayanan kesehatan, dan proses pembuatan kebijakan di Indonesia, serta selalu bersinggungan dengan masalah transparansi dan akuntabilitas. Tak mengherankan jika para akademisi yang meneliti dan menganalisis topik-topik seputar ini akan bersentuhan dengan isu pertanggungjawaban publik.

Namun, menurut Buehler, beberapa media di Indonesia telah memberitakan isi artikelnya di situs New Mandala pada 6 November 2015 secara tidak akurat. Beberapa media menyebut pertemuan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) didesain oleh lobi tertentu. Padahal, sinyalemen tersebut tidak ada sama sekali dalam artikel itu.

"Saya tidak mengklaim bahwa jasa pelobi digunakan untuk merumuskan pertemuan antara Joko Widodo dan Barack Obama. Kita semua tahu Presiden Obama mengundang Presiden Jokowi ke Amerika Serikat, dan kunjungan ini sudah dikonfirmasi sebelum penandatanganan kontrak kerja sama jasa lobi yang saya sebutkan di artikel saya."

Selanjutnya: Terlepas dari itu, Buehler melanjutkan, sungguh aneh...

Berita terkait

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

2 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

6 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

8 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

19 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

19 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

21 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

1 hari lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya