Sanggar Sapta Darma di Rembang Direlokasi  

Reporter

Rabu, 11 November 2015 13:09 WIB

Sebuah rumah ibadah terbakar saat terjadi bentrokan di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau (11/4). ANTARA/Ibor

TEMPO.CO, Rembang - Bangunan ibadah penganut kepercayaan Sapta Darma di Dukuh Blando, Desa Plawangan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, yang sempat dirusak dan dibakar massa bakal direlokasi. Keputusan itu dilakukan setelah penganut kepercayaan Sapta Darma dengan forum masyarakat Kragan bertemu difasilitasi pemerintah daerah setempat. “Pemda memfasilitasi terwujudnya sanggar. Sedang dicarikan lokasinya,” kata Ketua Persatuan Sapta Darma (Persada) Kabupaten Rembang, Sutrisno, Rabu, 11 November 2015.

Selain merelokasi bangunan, pertemuan antar-kelompok masyarakat itu menghasilkan kesepakatan hidup berdampingan secara damai. Sutrisno menegaskan yang direlokasi hanya bangunan tempat ibadah yang saat ini masih proses pembangunan. Adapun masyarakat yang menjadi pengikut kepercayaan tak ikut direlokasi. ”Masih berdampingan secara damai,” ujar Sutrisno.

Menurut dia, pertemuan yang dihadiri pejabat bupati Rembang, kepala kepolisian dan komandan distrik militer itu sepakat tak mengusut tindakan perusakan. Kesepakatan itu sebagai jalan kekeluargaan antar-kedua kelompok.

Sanggar Sapta Darma dibakar massa pada Selasa, 10 November 2015, sekitar pukul 10.30 WIB. Rumah ibadah penganut kepercayaan Sapta Darma di Dukuh Blando, Desa Plawangan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, dibakar saat dalam proses pembangunan candi yang diberi nama candi Busono.

Tercatat di Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, terdapat seratus orang penganut kepercayaan Sapta Darma. Jumlah itu mencapai 250 orang bila dihitung dengan jumlah jemaah se-Kabupaten Rembang.

Sutrisno menyatakan lembaga penganut kepercayaan Sapta Darma yang ia pimpin sudah terdaftar di kantor kesatuan kebangsaan politik dan perlindungan masyarakat setempat. “Selain itu kami juga sudah terdaftar di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata,” katanya.

Kepala Kepolisian Resor Rembang Ajun Komisaris Besar Winarno membenarkan tak melanjutkan pengusutan perusakan bangunan ibadah penganut kepercayaan Sapta Darmadi. Winarno menjelaskan keputusan itu bagian dari kesepakatan kedua belah pihak warga yang difasilitasi pemerintah daerah yang melibatkan aparat kepolisian. “Untuk menghindari konflik lebih panjang lagi, ini demi menjaga perdamaian,” kata Winarno.

Menurut Winarno, perusakan ibadah penganut kepercayaan Sapta Darma hanya menimbulkan kerusakan ringan karena bangunan sedang proses pembangunan. “Hanya kusen dan sebagian kecil, karena bangunan masih dalam bentuk tembok tanpa atap genteng,” katanya.

Ia menjelaskan, bangunan yang sempat dirusak akan dijadikan rumah tinggal, sedangkan pengurus penganut kepercayaan Sapta Darma mencari lokasi lain dibantu pemerintah daerah.

EDI FAISOL

Berita terkait

Warga Kendeng Geruduk Kantor Bupati Rembang Tuntut Pemerintah Hentikan Tambang Karst

8 Desember 2023

Warga Kendeng Geruduk Kantor Bupati Rembang Tuntut Pemerintah Hentikan Tambang Karst

Kedatangan para petani itu merespon rencana Bupati Rembang menarik pajak retribusi dari tambang ilegal yang beroperasi di daerah tersebut. "Merespon wacana itu, JM-PPK merasa kecewa dengan komitmen bupati," ujar perwakilan JM-PPK, Joko Prianto

Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo Copot Kepala SMKN 1 Sale Rembang karena Dugaan Pungli

12 Juli 2023

Ganjar Pranowo Copot Kepala SMKN 1 Sale Rembang karena Dugaan Pungli

Ganjar Pranowo mencopot Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Rembang karena dugaan pungli. Dinas Pendidikan sebut uang itu untuk infak pembangunan musala.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kepadatan di Jalur Pantura Pati-Rembang, Jembatan Juwana Mulai Dibuka

3 April 2023

Antisipasi Kepadatan di Jalur Pantura Pati-Rembang, Jembatan Juwana Mulai Dibuka

Jembatan JUwana dibuka untuk mengatasi kepadatan arus lalu lintas di Jalur Pantura Pati - Rembang, khusus menjelang mudik Lebaran 2023.

Baca Selengkapnya

Batik Lasem, Semula Busana Khas Tionghoa di Rembang

23 September 2022

Batik Lasem, Semula Busana Khas Tionghoa di Rembang

Warna merah pada batik Lasem terbuat dari akar mengkudu, akar jeruk ,ditambah air Lasem yang kandungan mineralnya sangat khas.

Baca Selengkapnya

Batik Lasem, Batik Khas Rembang Hasil Perpaduan Kultur

23 September 2022

Batik Lasem, Batik Khas Rembang Hasil Perpaduan Kultur

Tasini menjelaskan perbedaan batik Lasem dengan batik dari daerah lain, adalah warna merah yang biasa tampak mendominasi budaya Tiongkok.

Baca Selengkapnya

78 Tahun KH Mustofa Bisri: Gus Mus Ulama yang Sastrawan, Berikut ini Karya-karyanya

11 Agustus 2022

78 Tahun KH Mustofa Bisri: Gus Mus Ulama yang Sastrawan, Berikut ini Karya-karyanya

KH Mustofa Bisri atau Gus Mus pada 10 Agustus 2022 berusia 78 tahun. Berikut profil dan karya-karya sang ulama yang sastrawan ini.

Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo Dapat Penghargaan, Warga Terdampak Kerusakan Lingkungan: KLHK Kurang Cermat

21 Juli 2022

Ganjar Pranowo Dapat Penghargaan, Warga Terdampak Kerusakan Lingkungan: KLHK Kurang Cermat

Penghargaan Green Leadership untuk Gubernur Ganjar Pranowo dipertanyakan oleh warga terdampak kerusakan lingkungan di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Penyakit Mulut dan Kuku Terdeteksi di Empat Daerah Jawa Tengah

13 Mei 2022

Penyakit Mulut dan Kuku Terdeteksi di Empat Daerah Jawa Tengah

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebutkan penyakit mulut dan kuku pada hewan terdeteksi di empat daerah di wilayahnya

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Randugunting di Blora

5 Januari 2022

Jokowi Resmikan Bendungan Randugunting di Blora

Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Randugunting yang dibangun sejak 2018.

Baca Selengkapnya

Museum Nyah Lasem, Menilik Rumah Saudagar Batik Lasem Soe San Tio

6 Desember 2021

Museum Nyah Lasem, Menilik Rumah Saudagar Batik Lasem Soe San Tio

Pada masa lalu, Lasem dikenal sebagai Tiongkok Kecil. Banyak saudagar batik yang tinggal di sana.

Baca Selengkapnya