Bisnis Hutan, Bung Tomo Ditipu Rekanan

Reporter

Selasa, 10 November 2015 19:00 WIB

Bung Tomo saat ditahan di Wisma Nirbaya, April 1978. Dok. Keluarga

TEMPO.CO, Jakarta - Bukannya untung, bisnis pengelolaan hutan yang dimiliki Bung Tomo sejak sekitar 1979 malah mendatangkan buntung. Gara-garanya, rekanan bisnis dari Korea Selatan menilep hasil penjualan kayu milik pejuang bernama lengkap Sutomo.



Istri Bung Tomo, Sulistina ingat betul bagaimana orang-orang Korea yang dimotori pengusaha bernama Choi Myeong Haeng berbuat culas. "Duit perusahaan dipakai buat belanja keperluan pribadi, bayangkan," ujar wanita yang 24 Oktober lalu genap berusia 90 tahun itu saat ditemui Tempo pada medio Oktober kemarin.



Hak pengusahaan hutan ini diperoleh secara cuma-cuma dari Kementerian Kehutanan. Karena tak punya kemampuan mengelola, hutan seluas 115 ribu hektare di Sintang, Kalimantan Barat itu digarap bersama rekanan asal Korea Selatan, Ahju Forestry Corporated Limited.


Advertising
Advertising


Tapi, Tien tahu belakangan Choi curang setelah mengecek buku kas perusahaan ketika Bung Tomo sempat tak aktif di perusahaan karena masuk penjara Nirbaya pada 1978. Mulanya suaminya meminta agar perjanjian dengan Choi dicek ulang.



Dalam sebuah surat di buku Romantisme Bung Tomo, suaminya itu menanyakan soal jaminan keuntungan pengelolaan hutan yang dijanjikan baru diberikan pada tahun kedua. Merujuk catatan Bung Tomo, perusahaan patungan itu sudah mengekspor 6000 meter kubik kayu Meranti senilai US$ 50 per meter kubik. “Totalnya US$ 300 ribu, kita dapat apa?” kata Bung Tomo dalam surat tersebut.



Bung Tomo sudah curiga dengan laporan Choi itu. Dari surat kabar yang dibacanya, harga balok Meranti mestinya US$ 58 per meter kubik. Artinya, perusahaan menjual di bawah harga. “Tanyakan apakah hal tersebut dibenarkan pemerintah? Bila perlu, biar Ir. Priyono mengurus langsung mengenai hal itu dengan Choi. Berapa profit kita setiap meter kubik,” tulis Bung Tomo.



Kecurigaan itu rupanya berbuntut panjang. Bung Tomo cekcok dengan Choi karena menganggap rekanannya itu ngemplang pendapatan perusahaan. Akibatnya, sepanjang Januari-Juni 1981, sekitar 200 buruh di lokasi terlunta-lunta karena gajinya tak dibayar. Sengketa itu mengakibatkan Bank Dagang Negara cabang Pontianak memblokir duit perusahaan senilai Rp 1 miliar.



Bambang Sulistomo, putra kedua Bung Tomo, mengakui belakangan keluarganya sadar ada perhitungan yang salah. “Dari hasil konsultasi dengan teman-teman, mestinya kami bisa dapat US$ 5-10 per meter kubik karena HPH itu kan harusnya jadi aset kami, tapi malah enggak dapat apa-apa,” ujarnya. Apesnya, belum sempat mengubah perjanjian, Bung Tom keburu mangkat pada 7 Oktober 1981.



Tepat setahun kemudian, Sulistina baru tahu bahwa porsi kepemilikan 30 persen yang dimilikinya itu menyisakan utang. Status tersebut diketahuinya setelah pemerintah menerbitkan ancaman pencabutan izin usaha kepada 127 pemegang HPH termasuk PT Ahju Balapan karena dianggap melalaikan kewajiban peremajaan dan menunggak iuran hasil hutan (IHH).



Jumlah tunggakan IHH yang harus ditanggung Sulistina kala itu sebesar Rp 100 juta. Tak butuh pikir panjang lagi, demi menutup kewajiban, ia melepas hak konsesi tersebut. “Setelah bapak meninggal, ya, saya jual.”



TIM TEMPO

Berita terkait

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

5 hari lalu

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

5 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

5 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

17 hari lalu

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?

Baca Selengkapnya

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

25 hari lalu

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?

Baca Selengkapnya

Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

38 hari lalu

Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

Usmar Ismail dikenal sebagai bapak film nasional karena peran penting dalam perfilman Indonesia, Diberi gelar pahlawan nasional oleh Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

17 Februari 2024

Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

Seniman Butet Kertaradjasa cemas bila Prabowo Subianto menjadi presiden menghidupkan kembali Orde Baru

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

4 Februari 2024

Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

Anies Baswedan menyebut nama John Lie saat acara Desak Anies bersama Komunitas Indonesia Tionghoa, di Glodok, Jakarta. Siapa John Lie?

Baca Selengkapnya

Kisah Lafran Pane Pendiri HMI dalam Film Lafran Akan Tayang Februari 2024, Begini Perjuangannya

1 Desember 2023

Kisah Lafran Pane Pendiri HMI dalam Film Lafran Akan Tayang Februari 2024, Begini Perjuangannya

Lafran Pane merupakan pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Film Lafran tayang pada Februari 2024. Berikut biografinya.

Baca Selengkapnya

Siapa Lafran Pane yang Kisah Hidupnya Ditampilkan dalam Film Lafran?

1 Desember 2023

Siapa Lafran Pane yang Kisah Hidupnya Ditampilkan dalam Film Lafran?

Film Lafran dibintangi Dimas Anggara sebagai Lafran Pane akan tayang pada Februari 2024. Siapa dia, apa hubungannya dengan HMI?

Baca Selengkapnya