Warga dan anggota TNI menahan tanggul pasir di Ledok Tukangan, Danurejan, Yogyakarta, dari aliran Kali Code yang meluap akibat hujan lebat yang mengguyur wilayah Yogyakarta, Jumat (3/12). Sejumlah warga, terutama para lansia, perempuan, ibu hamil dan anak-anak telah dievakuasi menuju tempat yang lebih tinggi dan menjauh dari bibir sungai. TEMPO/Arif Wibowo
TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta mulai melakukan pengawasan ketat pada tiga sungai besar yang membelah Kota Yogyakarta pada peralihan kemarau ke musim hujan awal November ini.
Tiga sungai utama itu ialah Code, Winongo, dan Gajah Wong, yang lima tahun ini langganan banjir kala musim hujan.
"Seluruh petugas awal pekan ini kami instruksikan mulai rutin cek alat pengukur ketinggian permukaan air agar cepat melakukan langkah mitigasi," ujar Kepala BPBD Kota Yogya Agus Winarto, Ahad, 8 November 2015.
Selain pantauan ketat ke sungai-sungai, BPBD Kota Yogya juga memetakan kawasan rawan pohon tumbang, terutama di dekat area-area wisata.
Pantauan Tempo Ahad, 8 November 2015, hujan disertai angin kencang yang melanda Kota Yogyakarta menyebabkan sejumlah ranting pohon roboh. Paling parah terjadi di kawasan Alun-alun Utara. Ranting-ranting besar sebuah pohon beringin tua besar roboh di samping markas Komando Rayon Militer Kecamatan Keraton. Tak ada korban dalam peristiwa yang berlangsung sekitar pukul 12.30 WIB itu. Saat itu, hujan lebat dan angin mengguyur Kota Yogya.
Hujan juga menyebabkan sejumlah titik tergenang, seperti di wilayah Kecamatan Mantrijeron, Pusat Pasar Satwa, dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasthy).
"Untuk sungai yang meluap airnya karena hujan tiga hari terakhir di perkotaan belum ada kejadian," ujar Agus.
Komandan Tim Reaksi Cepat BPBD DIY Pristiawan membenarkan laporan pertama yang diterima sebagai dampak hujan November ini, yakni ranting pohon beringin ambruk di Alun-alun Utara.
BPBD Gunungkidul pun melaporkan, pada Sabtu, 7 November 2015, kejadian angin kencang juga sempat merobohkan sebuah rumah di Gunungkidul.