Penumpang keluar dari terminal keberangkatan di Bandara Internasional Lombok di Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, 4 November 2015. Pihak otoritas Bandara Internasional Lombok sejak pagi tadi menutup sebanyak enam penerbangan tujuan pulau Bali dan Surabaya hingga waktu yang belum ditentukan karena adanya gangguan debu vulkanik erupsi Gunung Barujari. ANTARA/Ahmad Subaidi
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Seksi Umum dan Humas PT AP I Bandara Internasional Lombok, Eka Gede Sandi Asmadi, mengatakan hingga saat ini operasional bandara masih akan ditutup sampai, Sabtu, 7 November 2015.
"Sampai hari ini aktivitas di bandara masih ditutup dan diperpanjang hingga besok pagi, Sabtu, 7 November 2015 pukul 09.00 WITA," kata Eka di Mataram, Jumat, 6 November 2015.
Menurutnya, penutupan operasional bandara tersebut, karena debu abu vulkanik Gunung Barujari masih menyelimuti bandara, sehingga sangat membahayakan penerbangan.
Ia menuturkan akibat penutupan bandara itu sebanyak 29 penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional Lombok (BIL) baik domestik dan internasional harus dibatalkan penerbangannya.
"Total ada 58 penerbangan dibatalkan, sejak Kamis kemarin hingga sekarang," ujarnya.
Sementara Kepala Stasiun BMKG Selaparang BIL Catur Winarti mengatakan saat ini hembusan abu vulkanik hasil erupsi Gunung Barujari mengarah ke selatan Pulau Lombok, di antaranya menuju ke BIL.
"Inilah mengapa menyebabkan operasional BIL harus ditutup, karena kondisinya tidak memungkinkan menyusul debu abu vulkanik menyelimuti bandara," jelasnya.
Ia mengatakan, BMKG tidak bisa memastikan kondisi seperti itu akan terjadi sampai kapan karena kondisi cuaca selalu berubah-ubah.
"Yang jelas arah angin dari arah utara terus menuju selatan," ujarnya.