Pengendara melintas di jalan yang dipenenuhi kabut asap kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, 30 September 2015. Sumatera Selatan masih menjadi daerah penyumbang titik panas terbanyak mencapai 177 titik. ANTARA/Rony Muharrman
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru Sugarin Widayat mengabarkan secara umum kondisi cuaca wilayah Riau cerah berawan. Peluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang disertai petir masih terjadi di sebagian besar wilayah Riau. Kualitas udara di Riau terus membaik. "Hujan terjadi pada malam atau pagi hari," kata Sugarin, Jumat, 6 November 2015.
Sugarin mengatakan, hujan yang mengguyur Riau sepekan terakhir turut membantu menghilangkan daerah itu dari gangguan kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan. Kualitas udara berangsur pulih. Jarak pandang di beberapa wilayah membaik, seperti Pekanbaru 5.000 meter, Rengat 3.000 meter, Pelalawan 3.000 meter dan Dumai 10 ribu meter. "Temperatur maksimum 31.0-33.5 derajat Celcius," ucap Sugarin.
Meski demikian, satelit Tera dan Aqua masih memantau 51 titik panas tersebar di sejumlah wilayah Sumatera. Jumlah tersebut jauh menurun dari hari sebelumnya, yang sempat melonjak 117 titik panas. "Titik panas terpantau pukul 07.00 pagi," kata Sugarin.
Sugarin menjelaskan, titik panas paling banyak masih terpantau di Sumatera Selatan mencapai 37 titik, disusul Lampung tujuh titik, Bangka Belitung empat titik, dan Sumatera Utara satu titik. Sedangkan, di Riau terpantau dua titik panas yang tersebar di Pelalawan dan Indargiri Hilir. "Tingkat kepercayaan di Riau di atas 70 persen, yakni nihil titik panas," ucapnya.