Pemandangan patung Suku Dayak yang diselimuti asap di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 1 Oktober 2015. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis jumlah titik panas di Kalimantan menurun, meski demikian kabut asap tetap mengkhawatirkan. ANTARA/Rosa Panggabean
TEMPO.CO, Jakarta - Wilayah Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, kembali dilanda kabut asap tipis pada Selasa pagi, 3 November 2015, setelah sebelumnya sempat menghilang karena diguyur hujan.
"Kabut asap Selasa pagi ini kembali menyelimuti daerah ini, padahal kemarin sempat menghilang karena hujan," ucap warga Muara Teweh, Rahman.
Kepala Kelompok Tenaga Teknis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Muara Teweh Sunardi mengatakan kabut asap kembali menyelimuti wilayah ini setelah Senin kemarin menghilang.
Jarak pandang permukaan pada Selasa pagi sekitar 500 meter. Adapun pada Senin, 2 November 2015, kabut asap sempat menghilang karena hujan ringan yang relatif lama dengan jarak pandang sejauh 9 kilometer.
"Kabut asap pada Selasa pagi kembali muncul, tapi matahari masih bisa bersinar menembus kabut asap," ujarnya.
Sedangkan titik panas yang terdeteksi melalui satelit Terra dan Aqua (NASA) pada Selasa sampai pukul 05.00 WIB sebanyak dua titik di Kecamatan Lahei.
Pada Senin kemarin sampai pukul 05.00 WIB, titik panas yang dipantau satelit itu sebanyak 17 titik di lima kecamatan, yakni Kecamatan Lahei dengan 5 titik panas, Lahei Barat 8 titik, Montallat 2 titik, Teweh Selatan 1 titik, dan Teweh Tengah 1 titik.
"Meski titik panas berkurang, titik api kembali menyelimuti daerah ini," tutur Sunardi.