Kebakaran Hutan di Gunung Merapi Semakin Meluas  

Reporter

Selasa, 3 November 2015 04:14 WIB

Seorang video jurnalist mengabadikan gambar bara api yang membakar kawasan gunung Merapi di Jrakah, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, 2 November 2015. Kebakaran tersebut telah membakar sebanyak 30 hektar kawasan hutan gunung Merapi. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho

TEMPO.CO, Boyolali - Kebakaran di kawasan hutan lindung Gunung Merapi yang terjadi sejak Ahad lalu di wilayah Dukuh Sepi, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Jawa Tengah, hingga Senin siang semakin meluas. Menurut Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi Resort Selo, Suwignya, saat ini terpantau ada empat titik api. “Titik api pertama di barat pos satu pendakian,” kata Suwignya.

Adapun tiga titik api lain di kawasan lumutan bawah Batu Gajah, di barat atas pintu pendakian.“Yang terbakar itu semak belukar. Total luas lahan yang terbakar sampai siang ini sekitar 20 hektare,” kata Suwignya. (Lihat video Peristiwa Kebakaran Hebat di Hutan Indonesia)

Hingga Senin siang, kebakaran sudah mengarah ke sisi barat alias menjauh dari ladang warga sekitar. “Saat ini, api terpantau di barat Kali Apu dan utara Pasar Bubrah, kawasan terdekat dari puncak Gunung Merapi. Api masih jauh dari jalur pendakian,” kata Suparno, relawan dari Organisasi Pengurangan Risiko Bencana Desa Samiran, Kecamatan Selo.

Tim gabungan pemadam kebakaran kawasan hutan lindung Gunung Merapi berfokus mencegah api agar tidak merembet ke selatan. “Berbahaya kalau apinya ke selatan, bisa membakar hutan, ladang tembakau, dan lain-lain,” kata Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo.

Kurniawan mengatakan, tim gabungan pemadam kebakaran lereng Gunung Merapi terdiri atas anggota TNI, Balai Taman Nasional Gunung Merapi, BPBD Boyolali dan BPBD Provinsi Jawa Tengah, serta relawan. Selama empat hari, sejak Senin-Kamis, tim yang terdiri atas 40 orang itu akan memantau pergerakan api serta membuat sekat bakar atau ilaran api.

“Setelah membuat ilaran api di depan arah penjalaran api, kemudian dilakukan teknik pemadaman bakar balik (back fire),” kata Kurniawan.

Teknik bakar balik adalah pembakaran pada tepi ilaran yang berhadapan dengan muka api kebakaran hutan (berlawanan dengan arah angin). Dengan demikian, api dari kedua sisi akan bertemu di tengah dan akhirnya padam sendiri setelah bahan bakarnya habis.

"Pemadaman secara langsung sulit dilakukan karena kebakaran terjadi di lereng-lereng jurang yang curam," katanya.




DINDA LEO LISTY









Baca juga:
Suap Dokter=40 % Harga Obat: Ditawari Naik Haji hingga PSK
Terkuak, 40% dari Harga Obat Buat Menyuap Dokter









Advertising
Advertising





Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

18 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

43 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

46 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

48 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

48 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

49 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

53 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya