Bantu Korban Kabut Asap, Sedekah Oksigen Raih Dukungan  

Reporter

Sabtu, 31 Oktober 2015 12:24 WIB

Seorang ibu menggendong dua anaknya tiba di rumah singgah di Banjarmasin usai di evakuasi Relawan Gerakatan Anti Kabut Asap (GAS) dari tempat tinggalnya di Palangkaraya Kalimantan Tengah, 22 Oktober 2015. GAS melakukan evakuasi tahap pertama kepada tujuh anak dan empat orangtuanya ke Kalimantan Selatan karena parahnya kabut asap di samping tidak tersedianya tabung oksigen. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Kematian seorang bayi akibat sesak napas mengusik hati Rinny Ermiyanti untuk membantu masyarakat yang terkena dampak asap dari kebakaran hutan dan lahan. Ia pun membuat gerakan Sedekah Oksigen bersama sahabatnya, Fanny Herdina.

Sedekah Oksigen merupakan kegiatan bagi-bagi kaleng oksigen untuk korban kabut asap. Ia mengatakan modal awal gerakan ini sebesar Rp 2,6 juta, hasil patungan untuk kegiatan sosial Sedekah Nasi. Ia berinisiatif mengalihkan dana bantuan itu kepada korban asap. Dana tersebut hanya mampu membeli 75 kaleng oksigen.

Meski begitu, ia lebih memilih melanjutkan misinya dengan tangan sendiri daripada menyumbangkan dananya ke badan bantuan. “Kalau diserahkan ke suatu badan, saya merasa kurang puas,” ucap Rinny saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 31 Oktober 2015. Akhirnya, ia membagi idenya di media sosial. Dari sanalah, kerja samanya dengan Fanny dimulai.

Keduanya berhasil menarik dukungan banyak orang, baik penyumbang dana maupun relawan. Relawan bertugas langsung ke lapangan. Bahkan ditunjuk koordinator untuk mempertanggungjawabkan kegiatan tersebut, mulai dana, distribusi, hingga sasaran penerima. Masing-masing koordinator bertugas di Palangkaraya, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Surabaya, dan Jabodetabek. “Saya sendiri belum pernah bertemu dengan relawan-relawan, kecuali dengan Mbak Fanny,” ujarnya. “Itu pun karena kami berteman.”

Dana yang terkumpul mencapai angka Rp 400 juta. “Sampai saat ini, kami sudah mengirim sekitar 6.000 kaleng oksigen,” tuturnya. Jenis kaleng oksigen yang dibagikan bermerek Sinos dan Oxycan. Ukurannya 500 militer yang habis dalam waktu 30 menit jika terus-menerus dihirup. Bantuan tersebut disebar ke Jambi, Pekan Baru, Palangkaraya, dan Palembang.

Sasaran utama penerima kaleng oksigen adalah masyarakat yang tinggal di rumah kayu. “Karena asap bebas masuk melalui sela-sela kayu, berbeda dengan rumah tembok,” kata Rinny. Khusus kaleng Oxycan, penerima utamanya adalah balita, wanita hamil, lansia, dan masyarakat yang sulit mengakses rumah sakit.

Bantuan kaleng-kaleng oksigen masih terus mengalir. Di Palangkaraya, susahnya transportasi untuk mengirim oksigen membuat relawan Sedekah Oksigen membuat rumah singgah. “Jadi mereka bisa menikmati oksigen dengan mudah di sana,” ucapnya. Sudah ada tiga rumah singgah di lokasi berbeda, yaitu mes Rimbawan di Jalan Yos Sudarso; Jalan Tingang 1 Nomor 1, dan mes BKKBN.

Terkait dengan rumah singgah tersebut, beberapa media massa lokal menuliskan bahwa rumah singgah tersebut merupakan hasil kerja pemerintah. Berita itu sampai kepada Rinny lewat media sosial. Ia pun membantah berita tersebut. “Kami tidak pernah terima dana dari pemerintah,” ujarnya.

Setelah banyak relawan yang mengkonfirmasi ke media yang menulis, salah satu media akhirnya merespons. “Katanya hasil wawancara dengan pejabat gubernur dan dinas kesehatan setempat bahwa mereka telah mendirikan rumah singgah,” tutur Rinny.

Meski begitu, Rinny mengaku masih akan berusaha mengalirkan bantuan. Jika asap menghilang dan bantuan oksigen tak lagi diperlukan, ia ingin mengalihkan bantuannya untuk hal lain. “Rencananya, kami ingin membuat pengobatan gratis untuk menangani penyakit akibat asap,” katanya. Rinny juga berharap dapat membantu anak-anak sekolah yang sudah lama libur panjang selama hampir dua bulan.

Selain itu, Rinny berencana menerbitkan laporan pertanggungjawaban kegiatan Sedekah Oksigen kepada masyarakat. “Kami ingin melakukannya karena banyak masyarakat yang support,” ucapnya. Rencananya, data-data yang dihimpun masing-masing koordinator, seperti dana dan distribusi, akan dipublikasikan.

VINDRY FLORENTIN




Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

26 September 2021

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California

Baca Selengkapnya