Asuransi Pertanian, Gagal Panen Diganti Rp 6 Juta per Hektare

Reporter

Sabtu, 31 Oktober 2015 04:19 WIB

Sawah yang kering terlihat di desa Karang Jati, Banjarnegara, 23 Oktober 2015. Gagal panen yang disebabkan oleh kekeringan El Nino akan memperburuk perekonomian Indonesia, yang sedang tumbuh pada kecepatan yang paling lambat dalam enam tahun terakhir. REUTERS/Nicholas Owen

TEMPO.CO, Klaten - Para petani kini tidak perlu waswas jika mengalami gagal panen atau tanaman padinya rusak minimal 70 persen. Kerusakan tanaman itu bisa diakibatkan hama maupun bencana, seperti kekeringan dan banjir.

“Sekarang ada fasilitas asuransi pertanian sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40 Tahun 2015,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Klaten Wahyu Prasetyo kepada Tempo, Jumat, 30 Oktober 2015.

Wahyu mengatakan program asuransi pertanian itu dikelola PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), badan usaha milik negara pada bidang asuransi. Pada kurun 2015-2016, Klaten mendapat kuota 21 ribu hektare sawah yang bisa diasuransikan. Adapun total luas sawah di Klaten mencapai 33 ribu hektare.

Menurut Wahyu, Klaten mendapat kuota paling besar jika dibandingkan dengan enam daerah sentra padi lain di Jawa Tengah. Sebab, total kuota untuk sawah yang bisa diasuransikan di Jawa Tengah hanya seluas 162 ribu hektare. “Boyolali saja hanya sanggup sekitar 10 ribu hektare,” ujar Wahyu.

Wahyu menambahkan, hanya sawah berpengairan teknis, semiteknis, dan sederhana yang bisa diasuransikan. Sedangkan sawah tadah hujan seluas 3.000 hektare di Kecamatan Bayat, Kemalang, Jatinom, dan Tulung tidak termasuk kategori sawah yang dapat diasuransikan.

Sejatinya, kata Wahyu, premi yang harus dibayarkan untuk tiap musim tanam sebesar Rp 180 ribu per hektare. Karena pemerintah memberikan subsidi mencapai 80 persen dari APBN Perubahan 2015, petani cukup membayar premi Rp 36 ribu per hektare tiap musim tanam.

Jika petani yang mengasuransikan sawahnya mengalami gagal panen, PT Jasindo akan membayar ganti rugi sebesar Rp 6 juta per hektare. Karena mayoritas petani di Klaten hanya memiliki lahan sekitar 2.500 meter persegi, maka premi yang dibayarkan hanya Rp 9.000 per musim tanam dan ganti ruginya sebesar Rp 1,5 juta.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Joko Siswanto mengatakan asuransi pertanian bertujuan melindungi petani agar tidak bangkrut ketika mengalami gagal panen. “Tentu petani harus tetap serius dalam menangani OPT agar hasil panennya gemilang,” tutur Joko.

DINDA LEO LISTY


Berita terkait

Saksi Ungkap Syahrul Yasin Limpo Bayar Lukisan Sujiwo Tejo Seharga Rp 200 Juta Pakai Uang Vendor Kementan

5 menit lalu

Saksi Ungkap Syahrul Yasin Limpo Bayar Lukisan Sujiwo Tejo Seharga Rp 200 Juta Pakai Uang Vendor Kementan

Saksi menyatakan diminta mengirim Rp 200 juta saat itu juga untuk pembayaran lukisan dari budayawan Sujiwo Tejo yang dibeli oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

2 hari lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

3 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

4 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

6 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

7 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

12 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

13 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

13 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

14 hari lalu

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.

Baca Selengkapnya