Penjernih Udara Buatan Undip Dipasang di Tenda Korban Asap  

Reporter

Jumat, 30 Oktober 2015 04:24 WIB

Kampus Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. TEMPO/ Budi Purwanto

TEMPO.CO, Semarang - Pengajar Fakultas Sains dan Matematika (FSM), Universitas Diponegoro Semarang, menemukan alat penjernih udara yang mampu digunakan untuk menghadapi bencana kabut asap kebakaran hutan. Alat penjernih udara, yang diberi label Zetagreen, itu akan dikirim ke pusat bencana asap di Kalimantan.

"Kerjanya mudah, bisa membersihkan ruangan sekitar 4x4 meter memerlukan waktu 15 menit, udara sudah bersih," kata penemu Zetagreen, Dr. Muhammad Nur, Kamis, 29 Oktober 2015.

Penjernih udara Zetagreen berbentuk tabung setinggi 100 sentimeter dengan diameter 22 sentimeter, relatif kecil dan tidak makan tempat banyak. Menurut Muhammad Nur, satu unit alat yang ia ciptakan itu mampu membersihkan udara di ruangan seluas 16 meter persegi. “Cara penggunaannya cukup mudah, hanya aliri daya listrik, maka Zetagreen akan bekerja,” kata Muhammad Nur.

Sistem kerja alat ini menyedot asap oleh kipas yang berada di bagian atas. Asap tersebut masuk dan akan mengalami proses filterisasi dan dekomposiasi atau pemecahan gas tertentu. Alat ini juga menyerap kandungan virus, bakteri, dan jamur dalam udara ke dalam reaktor plasma, yang kemudian terjadi pembakaran oleh medan plasma dengan suhu 100 ribu derajat Celcius.

"Udara akan kembali ke partikel dasar. Partikel virus, bakteri, dan lainnya akan membeku dan mengendap di bawah," kata Muhammad Nur.

Alat ini berbeda dengan peralatan plasma lain yang melepaskan plasma ke udara. Zetagreen menyedot udara yang diproses filterisasi, kemudian menghasilkan udara bersih dengan kandungan oksigen 20 persen dikeluarkan dari bagian bawah mesin, setelah bakteri dan virus yang tersaring mengendap di bawah.

Karya Muhammad Nur itu juga mampu menyemburkan ion cluster dan oksigen aktif untuk membunuh virus dan bakteri yang tidak sempat terhisap oleh alat.

Muhammad Nur mengakui, teknologi hasil temuannya bukan hal baru karena para peneliti Universitas Diponegoro dari center of plasma research sudah meneliti aplikasi teknologi plasma untuk menghilangkan asap sejak 1999.

Bahkan pada 2004, Nur sudah menciptakan knalpot yang bisa menyaring gas buang kendaraan menggunakan plasma. “Zetagreen sendiri juga merupakan pengembangan dari temuan knalpot tersebut,” katanya.

Tercatat, Zetagreen sudah digunakan di sejumlah rumah sakit di Indonesia sejak 2010, yang jumlahnya 500 unit. Harganya pun masih relatif terjangkau, hanya Rp 5 juta dan bisa bertahan cukup lama dengan perawatan yang mudah.

Zetagreen diakui tak bisa digunakan untuk luar ruangan, tapi cukup efektif digunakan di ruangan seperti ruang kelas, kamar, bangsal rumah sakit, dan lainnya.

Pembantu Rektor I Universitas Diponegoro, Prof Dr Ir Zainuri, mengatakan teknologi tersebut akan dimanfaatkan di Kalimantan untuk menghadapi gangguan asap. "Tapi, jumlahnya tahu berapa. Alat itu bisa dipasang di tenda perlindungan," kata Zainuri.

Menurut dia, pesanan awal 100 unit untuk dikirim ke pusat bencana asap akibat kebakaran hutan di Kalimantan.




EDI FAISOL


Berita terkait

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

17 jam lalu

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Simak Persyaratan Seleksi Mandiri Universitas Diponegoro

10 hari lalu

Simak Persyaratan Seleksi Mandiri Universitas Diponegoro

Ujian Mandiri merupakan seleksi mandiri yang diselnggarakan oleh Universitas Diponegoro melalui metode penelitian:1.Tes Tertulis2.Makalah wawasan Kebangsaan

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

14 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah Undip 2024 untuk D4-S1 Jalur SNBP dan SNBT

30 hari lalu

Biaya Kuliah Undip 2024 untuk D4-S1 Jalur SNBP dan SNBT

Berikut ini rincian biaya kuliah Undip 2024 program S1 dan D4 untuk jalur SNBP dan SNBT. Pembayaran UKT dibagi menjadi 7 golongan.

Baca Selengkapnya

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

44 hari lalu

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

Sepekan setelah banjir Semarang, posko pengungsian sudah ditutup. Namun, masih ada genangan di beberapa kelurahan.

Baca Selengkapnya

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

48 hari lalu

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?

Baca Selengkapnya

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

2 Januari 2024

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

Diduga penganiayaan itu dilakukan karena pelaku ingin melindungi anak laki-lakinya yang lain yang juga adik korban, JW, 18 tahun.

Baca Selengkapnya

Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

19 Desember 2023

Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

Rentetan banjir menggenangi Kota Semarang pada awal 2023.

Baca Selengkapnya

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Daya Tarik Pantai Tirang, Lokasi, Harga Tiket, Rute dan Jam Bukanya

3 November 2023

Daya Tarik Pantai Tirang, Lokasi, Harga Tiket, Rute dan Jam Bukanya

Pantai Tirang di Semarang menawarkan keindahan alam yang memukau, pasir putih, dan beragam aktivitas seru.

Baca Selengkapnya