Aktivis Lingkungan Emmy Hafild Mundur dari Greenpeace  

Reporter

Kamis, 29 Oktober 2015 16:41 WIB

Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara, Emmy Hafild di kantornya, Jakarta, 19 Desember 2007. Dok TEMPO/ Arnold Simanjuntak

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis lingkungan Emmy Hafild mundur sebagai Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara. Emmy memilih keluar dari Greenpeace karena mengaku kecewa dengan strategi Greenpeace Indonesia yang bekerja sama dengan perusahaan yang diduga merusak hutan.

Forest Political Campaigner Greenpeace Indonesia Muhammad Teguh Surya membenarkan kabar mundurnya Emmy Hafild dari Greenpeace. Menurut dia, pengunduran diri pengurus adalah hal wajar dalam organisasi.

"Perbedaan pendapat dan kritik atas penegakan adalah sesuatu yang wajar, tidak ada persoalan di situ," ujar Teguh, Kamis, 29 Oktober 2015. Menurut dia, wajar jika dalam perjalanannya, Greenpeace mengalami banyak cobaan.

Sebelumnya dikabarkan Emmy Hafild berhenti sebagai suporter Greenpeace Indonesia karena mengaku kecewa dengan strategi constructive engagement Greenpeace dalam mengadvokasi perusahaan besar, seperti Sinar Mas, APRIL, APP, dan WILMAR, yang terlibat dalam kebakaran lahan gambut.

"Kami tidak mengenal istilah strategi constructive engagement. Kami hanya kampanye kreatif,” ujar Teguh. Perwakilan Greenpeace mengatakan tidak ada kerja sama atau penandatanganan MOU dengan perusahaan-perusahaan tersebut. Greenpeace Indonesia hanya membantu niat perusahaan itu untuk menjaga hutan dan tidak lagi merusaknya.

Menurut Teguh, Greenpeace Indonesia merupakan satu-satunya non-governmental organization (NGO) di dunia yang tidak menerima dana dari pemerintah atau perusahaan lain. Dengan demikian, menurut perwakilan Greenpeace, mustahil jika pihaknya menjalin kerja sama dengan perusahaan tersebut.

Keluarnya anggota Greenpeace Indonesia, menurut Teguh, akan menjadi bahan koreksi penting bagi organisasi untuk memajukan gerakan lingkungan. Selama ini, Greenpeace Indonesia mendorong pemerintah dan perusahaan untuk berhenti melakukan praktek-praktek yang merusak lingkungan dan ikut mengimplementasikan praktek bisnis yang tidak lagi merusak lingkungan.

"Jika perusahaan itu menolak, akan kami kritisi. Namun, jika mereka mau membantu, kami dengan senang hati akan mengawasi tujuan mereka itu di lapangan," kata Teguh.

ARIEF HIDAYAT

Berita terkait

Greenpeace Kritik Rencana Bahlil Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas

4 hari lalu

Greenpeace Kritik Rencana Bahlil Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas

Greenpeace Indonesia mengkritik rencana Menteri Bahlil Lahadilia bagi-bagi izin tambang ke Ormas keagamaan.

Baca Selengkapnya

Satgas Gakkum KLHK Tangkap Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur, Sudah 2 Tahun DPO

5 hari lalu

Satgas Gakkum KLHK Tangkap Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur, Sudah 2 Tahun DPO

KLHK telah menahan tersangka kejahatan lingkungan itu dan menitipkannya di Rutan Kelas I Salemba Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

13 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

14 hari lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

15 hari lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

18 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

20 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

20 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

24 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

24 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya