ICW Menduga Ada Orang Kuat di Belakang Patrice Rio Capella

Sabtu, 24 Oktober 2015 15:21 WIB

Patrice Rio Capella (kedua kanan) mendapatkan pengawalan petugas saat keluar dari gedung KPK, Jakarta, 23 Oktober 2015. Rio Capella menjadi tersangka terkait penyelidikan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara dan atau Kejaksaan Agung dengan menerima suap Rp 200 juta dari Evy Susanti. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch Donal Fariz menduga ada keterlibatan orang lain di balik penahanan mantan Sekretaris Jenderal Partai NasDem Patrice Rio Capella. Menurut dia, hal itu terlihat dari sikap Komisi Pemberantasan Korupsi yang menawarkan mekanisme sekutu penegak hukum (justice collabolator) kepada Rio.

"Tawaran justice collabolator itu merupakan kode. Artinya, Rio bukanlah intellectual dadder (aktor intelektual)," ujarnya dalam sesi diskusi bertema hukum dan pertaruhan politik, di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 24 Oktober 2015.

Mekanisme justice collaborator ditawarkan KPK kepada Rio Capella setelah dia ditahan sebagai tersangka. Rio diduga menerima suap untuk menginstruksikan kader NasDem yang kini menjabat Jaksa Agung H.M. Prasetyo guna mengamankan kasus tersebut. Dengan tawaran itu, Rio berpeluang mendapat keringanan hukuman asalkan mau mengungkap orang-orang yang terlibat dalam penyelidikan kasus penyelewengan dana bantuan sosial di Sumatera Utara.

Menurut Donal, tawaran justice collabolator merupakan strategi penyidikan untuk mengusut kasus yang sulit diurai lewat mekanisme biasa. Kasus korupsi Rossa Manullang yang merembet pada petinggi Partai Demokrat merupakan salah satu buktinya. Dalam kasus Rio, dia berharap mekanisme itu mampu membuka kotak pandora dan menelusuri aktor intelektual yang melibatkan pejabat di Partai NasDem. "Dia bukan top of mind. Pasti ada orang yang lebih berkuasa dan menyuruhnya melakukan itu," kata Donal.

Menurut Donal, kasus ini juga mengkonfirmasi kritik publik terhadap upaya penegakan hukum di era pemerintah Presiden Joko Widodo. Problem ini muncul karena Jokowi mempercayakan posisi strategis pimpinan Jaksa Agung dari orang yang berlatar partai politik. "Sulit dibantah, konflik dualisme Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan juga berakar dari masalah yang sama," ujar Donal.

RIKY FERDIANTO


Baca juga:
Skandal Suap: Terkuak, Ini Cara Dewie Limpo Bujuk Menteri
Dewie Limpo Terjerat Suap: Inilah Sederet Fakta Mengejutkan!

Berita terkait

Babak Baru Konflik KPK

26 menit lalu

Babak Baru Konflik KPK

Dewan Pengawas KPK menduga Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melanggar etik karena membantu mutasi kerabatnya di Kementerian Pertanian.

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Plh Kadishub Asep Koswara sebagai Saksi Kasus Suap Bandung Smart City

1 jam lalu

KPK Panggil Plh Kadishub Asep Koswara sebagai Saksi Kasus Suap Bandung Smart City

KPK telah menetapkan bekas Wali Kota Bandung Yana Mulyana dan bekas Sekda Bandung Ema Sumarna sebagai tersangka kasus suap proyek Bandung Smart City.

Baca Selengkapnya

Mantan Pimpinan KPK Menilai Nurul Ghufron Layak Diberhentikan, Dianggap Insubordinasi Melawan Dewas KPK

1 jam lalu

Mantan Pimpinan KPK Menilai Nurul Ghufron Layak Diberhentikan, Dianggap Insubordinasi Melawan Dewas KPK

Mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto menganggap Nurul Ghufron tak penuhi syarat lagi sebagai pimpinan KPK. Insubordinasi melawan Dewas KPK.

Baca Selengkapnya

Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor di PN Jaksel Ditunda, KPK Tak Hadiri Sidang

2 jam lalu

Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor di PN Jaksel Ditunda, KPK Tak Hadiri Sidang

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor mengajukan praperadilan ke PN Jakarta selatan. Dua kali mangkir dari pemeriksaan KPK.

Baca Selengkapnya

Dua Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Gus Muhdlor Jalani Sidang Praperadilan di PN Jaksel Hari Ini

5 jam lalu

Dua Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Gus Muhdlor Jalani Sidang Praperadilan di PN Jaksel Hari Ini

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menggelar sidang perdana praperadilan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

10 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

2 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

2 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

2 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya