Pihak keluarga menunjukan hasil rontgen almarhum Ramadhani Luthfi Aerli yang diduga meninggal akibat dampak kabut asap di Kota Pekanbaru, Riau, 21 Oktober 2015. Berdasarkan keterangan dokter, anak berusia sembilan tahun itu meninggal karena kekurangan oksigen dan kejang-kejang. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, PEKANBARU - Korban meninggal akibat kabut asap terus bertambah. Korban baru adalah Ardian, seorang anak umur enam tahun meninggal dunia yang diduga kuat disebabkan kabut asap pekat akibat kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.
"Sebelum meninggal dia sempat muntah, kejang-kejang dan keluar darah dari hidungnya," kata ayah kandung almarhum, Utuh kepada Antara melalui sambungan telepon dari Pekanbaru, Jumat 23 Oktober 2015.
Utuh mengatakan anaknya sempat dilarikan ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Tembilahan, Indragiri Hilir (Inhil), setelah tiba-tiba muntah dan mengalami sesak nafas pada pada Senin lalu 19 Oktober 2015..
Tiga hari menjalani pengobatan, kondisi Ardian tidak kunjung membaik bahkan dari dalam paru-paru almarhum terdapat semacam cairan bewarna hitam. "Ada cairan hitam dari paru-parunya. Dokter bilang itu akibat paparan asap," jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa anak itu selama ini tidak memiliki riwayat penyakit yang berkaitan dengan pernafasan. Bahkan sehari sebelum dilarikan ke rumah sakit, almarhum sempat bermain-main di rumah. Namun tiba-tiba Ardian mengaku sesak nafas dan muntah-muntah.
"Sesampai di rumah sakit almarhum mengalami kejang-kejang dan keluar darah dari hidungnya. Kemudian semacam keluar lendir hitam saat dia muntah," kata Utuh yang merupakan keturunan Banjar itu.
Saat ini almarhum telah dimakamkan di pemakaman setempat. Utuh berharap pemerintah segera menanggulangi permasalahan kebakaran lahan agar tidak timbul korban.
Sebelumnya pada Rabu lalu 21 Oktober 2015 seorang anak berusia sembilan tahun, Ramadhan Lutfi Aerli meninggal dunia yang diduga kuat akibat paparan asap.
Siswa kelas tiga SD itu meninggal dengan kondisi serupa yang dialami oleh Ardian yakni kejang-kejang.
Orang tua Ramadhan, Eri mengataan bahwa anaknya meninggal akibat penipisan oksigen di jantung dan gumpalan asap di paru-parunya.