TEMPO.CO, Pekanbaru - Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan kian pekat menyelimuti Riau. Asap terus membawa dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Dinas Kesehatan Riau mencatat sudah 78.993 warga Riau terserang penyakit akibat paparan asap.
"Pasien berasal dari Puskesmas seluruh kabutpaten/kota," kata Kepala Kesehatan Dinas Riau, Andra Sjafril, Rabu 21 Oktober 2015.
Menurut Andra, dampak asap membawa lima penyakit menyerang masyarakat Riau. Kebanyakan masyarkat menderita penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (Ispa) mencapai 66.234 jiwa, disusul infeksi kulit 4.857 jiwa, kemudian infeksi mata 3.693 jiwa, asma, 3.073 jiwa dan Pneumonia 1.076 jiwa.
Menurut Andra, Posko Kesehatan yang disediakan pemerintah terus bersiaga selama Riau masih berstatus darurat asap. pelayanan kesehatan masyarakat terdampak asap terus dilakukan. Posko kesehatan dan pelayanan puskesmas 24 jam di setiap kabupaten/kota siaga setiap waktu.
"Kami juga kerahkan puskesmas keliling untuk menemui warga terdampak asap," ujar Andra.
Andra menjamin pelayanan kesehatan di posko kesehatan diberikan secara gratis untuk warga. Jika ditemukan kondisi darurat, warga dapat dirujuk ke Rumah Sakit Umum Arifin Ahmad, Pekanbaru. "Biaya pengobatan gratis," tutur Andra.
Andra menjelaskan, disetiap pos kesehatan petugasnya menyediakan dokter psesialis dan oksegen jenis Oxycan untuk penderita darurat. Andra mengaku sejauh ini kebutuhan obat-obatan untuk menangani masalah tersebut masih bisa dipenuhi.
Satuan Tugas Kesehatan terus mendapat bantuan obat-obatan dan masker dari Kementerian Kesehatan maupun pemerintah Riau sendiri. "Untuk ketersediaan obat-obatan masih terpenuhi," ucap Andra.
RIYAN NOFITRA
Berita terkait
Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia
7 November 2023
Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.
Baca SelengkapnyaPalangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?
9 Oktober 2023
Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaGreenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda
7 Oktober 2023
Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.
Baca SelengkapnyaGreenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia
7 Oktober 2023
Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.
Baca SelengkapnyaAsap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini
2 Oktober 2023
Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.
Baca SelengkapnyaDikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah
28 September 2023
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.
Baca SelengkapnyaKarhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman
29 Agustus 2023
Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.
Baca SelengkapnyaTeknologi Modifikasi Cuaca di Riau Buahkan Hasil, Tambah Curah Hujan
21 Agustus 2023
KLHK melaporkan kegiatan teknologi modifikasi cuaca untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan telah membuahkan hasil pada area penyemaian awan d
Baca SelengkapnyaKebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya
20 Agustus 2023
Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).
Baca SelengkapnyaPrioritas Membangun Kota Bertuah
15 Agustus 2023
Penjabat Wali Kota Pekanbaru Muflihun, memprioritaskan pembangunan yang dibutuhkan warga. Menyiapkan generasi untuk Indonesia Emas 2045.
Baca Selengkapnya