Nelayan Protes Larangan Penjualan Anakan Lobster  

Reporter

Editor

Zed abidien

Rabu, 21 Oktober 2015 16:28 WIB

Petugas menunjukkan lobster yang sedang bertelur hasil penggagalan ekspor ke luar negeri di konservasi pantai Karanantu, Serang, Banten, 12 Februari 2015. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Banyuwangi - Sekitar seratus nelayan di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, berunjuk rasa mendesak Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dicopot. Nelayan kecewa karena Menteri Susi belum mencabut Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penangkapan Lobster, Kepiting, dan Rajungan.

Nelayan asal Pantai Lampon, Rajegwesi, dan Pancer berunjuk rasa di depan kantor Bupati Banyuwangi, Rabu siang, 21 Oktober 2015. Mereka beraksi dengan membawa spanduk dan selembar jaring yang biasa dipakai menangkap lobster. “Selama ini lobster membuat kami sejahtera!” teriak Sunaryanto, seorang nelayan, dalam orasinya.

Setelah berorasi, lima perwakilan nelayan bertemu Asisten Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat Ahmad Wiyono serta Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pudjo Hartanto.

Nelayan lain, Suharsono, menjelaskan bahwa larangan penjualan lobster di bawah 200 gram mengakibatkan nelayan kehilangan tangkapan utamanya. Sebab, biasanya tiap hari nelayan bisa mendapatkan 20 ribu ekor lobster berumur lima hari. Harga ekspor lobster pun bisa mencapai Rp 20-23 ribu. “Sehari, penghasilan nelayan bisa sampai Rp 3 juta,” kata Suharsono.

Lobster-lobster hidup berukuran di bawah 200 gram itu kemudian diekspor ke Vietnam melalui Surabaya. Kini, setelah dilarang, menurut dia, ekspor lobster pun dilakukan diam-diam alias ilegal.

Setelah tidak bisa menangkap lobster, Suharsono menambahkan, nelayan kembali menangkap ikan. Padahal tangkapan ikan sering terkendala cuaca buruk dan harga pasar yang rendah.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pudjo Hartanto mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan melarang penjualan lobster di bawah 200 gram untuk menjaga habitatnya. Sebab, lobster yang diekspor Indonesia justru dilepaskan kembali ke perairan Filipina dan Vietnam. “Dua negara itu berusaha menguasai pasar lobster,” ujarnya.

Meski begitu, menurut Pudjo, pihaknya siap meneruskan aspirasi nelayan kepada Menteri Susi Pudjiastuti. “Kami yang akan antar suratnya ke Jakarta,” tutur Pudjo.

IKA NINGTYAS


Berita terkait

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

3 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

6 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

7 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

10 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

10 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

14 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

15 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

21 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

24 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

25 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya