Suku Bajo Didorong Kembangkan Wisata Maritim  

Reporter

Rabu, 21 Oktober 2015 04:04 WIB

Sejumlah anak suku Bajo berangkat kesekolah menggunakan perahu sampan untuk menyeberangi pulau di Pulau Papan, Desa Kadoa, Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, (13/5). TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Makkasar - Ketua Himpunan Mahasiswa Bajo Makassar Sutirman meminta pemerintah tidak lagi berpikir bahwa suku Bajo yang sekarang sama seperti Suku Bajo dulu.

“Kami sudah tidak lagi hidup nomaden, tapi sudah menetap,” kata Sutirman pada acara seminar Suku Bajo Asia Pasifik yang diadakan di Novotel Hotel, Makkasar, pada Selasa, 20 Oktober 2015.

Menurutnya, karena suku Bajo sulit melepaskan diri dari laut, hal yang harus dilakukan pemerintah adalah mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada Suku Bajo, yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan.

“Jangan harga bahan bakar minyak saja yang terus naik, tapi harga ikan tidak pernah naik,” katanya. Menurutnya, keturunan Suku Bajo mulai tahu arti penting pendidikan. Di Makassar, saat ini, ada 800 mahasiswa keturunan Suku Bajo yang kuliah, yang berasal dari 12 provinsi.

Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Budaya Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Safri Burhanuddin mengatakan Suku Bajo didorong mengembangkan usaha pariwisata maritim.

"Agar mereka tidak selalu bergantung pada usaha mencari ikan, sampai harus merusak karang dan mengebom ikan,” kata Safri. Menurutnya, Suku Bajo memiliki pemahaman mendalam terhadap pengelolaan sumber daya alam di darat dan di laut.

Suku Bajo juga memiliki kearifan dalam mengelola sumber daya perikanan. “Tapi, mereka masih rentan terpinggirkan dari mata pencaharian dan ketersediaan sumber-sumber makanan,” katanya.

Agar ke depan tidak tergusur dari tempat tinggalnya, kementerian berusaha mengajari Suku Bajo agar bisa menjadi pendamping wisatawan, membuka usaha jasa wisata laut, atau mengembangkan budaya Suku Bajo agar memiliki nilai jual. “Tanpa harus meninggalkan pekerjaan mereka sebagai nelayan,” kata Safri.

Presiden Suku Bajo Indonesia Abdul Manan mengatakan, di Indonesia, populasi Suku Bajo berkisar mulai dari 7 juta sampai 11 juta jiwa.

Mereka masih rentan terhadap penggusuran karena kebanyakan tidak punya sertifikat hak milik atas lahan yang mereka tempati. “Karena laut tidak bisa dibuatkan sertifikat,” kata Abdul.

Ada beberapa contoh Suku Bajo yang harus direlokasi dari tempat tinggalnya dengan alasan pembangunan, seperti di daerah Kolaka dan Bombana, Sulawesi Tenggara. Suku Bajo dipindah dari pulau ke daratan karena pulau tersebut akan dijadikan tempat wisata. “Beruntung prosesnya dilakukan dengan baik sehingga tidak ada konflik,” katanya.

Dia mendukung upaya pemerintah meningkatkan pengetahuan Suku Bajo tentang potensi wisata karena sejak dulu, Suku Bajo memang ahli dalam melanglang laut.




MUHAMMAD YUNUS




Berita terkait

PKB Usulkan Azhar Arsyad Maju di Pilkada Makassar, Sebut Dia sebagai Simbol Partai di Sulsel

26 hari lalu

PKB Usulkan Azhar Arsyad Maju di Pilkada Makassar, Sebut Dia sebagai Simbol Partai di Sulsel

PKB Kota Makassar meraih lima kursi di DPRD kota itu pada pemilu legislatif atau Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

Pemkot Makassar Borong Lima Penghargaan Top BUMD Award 2024

46 hari lalu

Pemkot Makassar Borong Lima Penghargaan Top BUMD Award 2024

Wali Kota Ramdhan Pomanto meraih Top Pembina BUMD 2024.

Baca Selengkapnya

Lagi, Anggota KPPS di Makassar Meninggal Dunia

20 Februari 2024

Lagi, Anggota KPPS di Makassar Meninggal Dunia

Anggota KPPS Muhammad Fahriansyah, 26 tahun, yang bertugas di TP) 12 Kelurahan Lariang Bangi, Kecamatan Makassar, meninggal

Baca Selengkapnya

Makassar Menuju Resilient City dengan Pertumbuhan yang Inklusif

29 Januari 2024

Makassar Menuju Resilient City dengan Pertumbuhan yang Inklusif

Visi Danny Pomanto membangun resiliensi dan pertumbuhan inklusif Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

10 Tempat Wisata di Makassar, Ada Hutan Mangrove hingga Situs Bersejarah

10 Januari 2024

10 Tempat Wisata di Makassar, Ada Hutan Mangrove hingga Situs Bersejarah

Daftar tempat wisata di Makassar yang populer, di antaranya Pantai Losari, Fort Rotterdam, hingga Pulau Khayangan. Berikut ini informasi lokasinya.

Baca Selengkapnya

Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

31 Desember 2023

Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

Jamban itu digunakan oleh lima orang. Mereka berdomisili di Kelurahan Banta-bantaeng, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

MV. Star Breeze Bersanda di Pelabuhan Makassar

29 November 2023

MV. Star Breeze Bersanda di Pelabuhan Makassar

Pelabuhan Makassar akan dijadikan sebagai destinasi kapal pesiar internasional.

Baca Selengkapnya

Daftar Rekomendasi 8 Kuliner Khas Kota Makassar

11 November 2023

Daftar Rekomendasi 8 Kuliner Khas Kota Makassar

Ada banyak sekali kuliner khas Kota Makassar yang wajib dicoba saat Anda berkunjung ke daerah ini.

Baca Selengkapnya

HUT Kota Makassar: Ini Alasan Kenapa Dijuluki sebagai Kota Daeng

10 November 2023

HUT Kota Makassar: Ini Alasan Kenapa Dijuluki sebagai Kota Daeng

Kota Daeng menjadi salah satu julukan bagi Kota Makassar. Mengapa demikian?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Penetapan 9 November Jadi HUT Kota Makassar yang Kini Masuki 416 Tahun

9 November 2023

Kilas Balik Penetapan 9 November Jadi HUT Kota Makassar yang Kini Masuki 416 Tahun

HUT Kota Makassar pada 9 November 1607 menandai salat Jumat pertama di Gowa-Tallo sekaligus penanda semua rakyat Gowa-Tallo memeluk Islam.

Baca Selengkapnya