Kasus Salim Kancil Terjadi di Demak, Aktivis Desa Dibunuh
Editor
Maria Rita Hasugian
Senin, 19 Oktober 2015 20:21 WIB
TEMPO.CO, Semarang - Abdul Jamil, petani di Desa Bungo, Kecamatan Wedung, Kabupaten, Demak, Jawa Tengah, tewas dibunuh seorang pegawai negeri sipil (PNS). Abdul Jamil dikenal kritis dan memprotes pekerjaan pembangunan sang pembunuh sebagai rekanan pengerukan sungai yang dinilai tidak benar.
“Pak Jamil marah-marah, saya pukul duluan. Disusul Pak S (kini buron) pakai bagian belakang ganco (sejenis cangkul) ke arah kepala belakang," kata Soleman, tersangka pembunuh Abdul Jamil, saat gelar perkara Di Markas Kepolsian Resor Demak, Senin, 19 Oktober 2015.
Soleman mengaku membunuh Abdul Jamil dengan orang lain, yakni orang berinisal S yang kini buron. Ia mengaku tak hanya memukul kepala bagian belakang, tapi juga menjerat leher korban dengan pelepah pisang kering. “Kemudian, meminumkan tinner yang ditempatkan di botol air mineral,” kata Soleman menjelaskan.
Setelah membunuh, Soleman dan pelaku lain berinisal S meletakkan korban di sawah milik korban biasa bertani.
Keluarga Abdul Jamil menemukan jenazah sehari setelah pembunuhan terjadi pada 16 September 2015. Pada 11 Oktober, polisi menangkap tersangka Soleman di rumahnya.
Catatan Kepolisian Resor Demak menunjukan pelaku pembunuh Abdul Jamil, yakni Soleman, menggarap pekerjaan pengerukan bantaran sungai Wulan untuk memperluas tempat penampungan air dan memperlancar saluran irigasi.
Motif pembunuhan adalah peringatan Abdul Jamil terhadap Soleman bahwa ada pekerjaan yang tidak benar, yakni menjual hasil kerukan tanah demi meraup keuntungan.
Kerabat Abdul Jamil, Masudi menyatakan Soleman merupakan warga satu desa dengan Abdul Jamil. “Sebelumnya, korban dan pelaku tidak pernah ada masalah yang besar,” kata Masudi.
Menurut Masudi, pembunuhan terjadi berawal dari sikap Abdul Jamil yang mengkritik Soleman dalam mengerjakan pekerjaan pengerukan sungai yang dinilai tidak baik.
Selama ini, Abdul jamil dikenal sebagai aktivis desa. Selain bertani, korban sering berkegiatan mengurus kelompok tani dan menjadi anggota pertahanan sipil (Hansip).
“Orangnya baik, kritis, kalau ada yang tidak benar ditegur," kata Masudi mengenang korban.
Selain baik, Abdul Jamil dikenal kritis jika ada sesuatu yang salah di desa. “Ia tak segan menegur bila ada pekerjaan pembangunan yang salah dan merugikan warga,” kata Masudi menambahkan.
Kasus pembunuhan Abdul Jamil ini mirip dengan pembunuhan Salim Kancil, aktivis tambang di desanya di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
EDI FAISOL