Sengkarut Dana Keistimewaan Keraton Yogya di Malam 1 Suro  

Reporter

Kamis, 15 Oktober 2015 09:54 WIB

Sesaji berisi seekor kambing dilarung oleh warga pada ritual larung sesaji peringati 1 Suro di Pantai Gua Cemara, Sanden, Bantul, Yogyakarta, 14 Oktober 2015. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kalangan Keraton Yogyakarta tak satu suara soal penggunan dana keistimewaan dalam perayaan malam 1 Suro yang diwarnai tradisi ritual tapa bisu mubeng (mengelilingi) beteng keraton pada Rabu malam, 14 Oktober 2015.

"Sejak ada dana keistimewaan, makin banyak yang mau menjadi penyelenggara tapa bisu," ujar salah seorang kerabat keraton keturunan Sultan Hamengku Buwono VIII, Kanjeng Raden Tumenggung Pudjodiningrat.

Dana keistimewaan merupakan dana yang diberikan pemerintah pusat kepada Daerah Istimewa Yogyakarta secara rutin tiap tahun melalui APBN. Dana diberikan sejak Undang-Undang Keistimewaan Nomor 13 Tahun 2012 disahkan.

Laki-laki yang juga penghageng Ndalem Pujokusuman itu mengatakan biasanya tiap 1 Suro pihaknya--melalui Paguyuban Songsong Buwono--memfasilitasi warga untuk merayakan ritual tapa bisu. "Sekarang dari internal keraton banyak intervensi dan mengatur prosesi ritual," ujar Pudjodiningrat, yang akrab disapa Romo Ibnu.

Bentuk intervensi keraton yang ditudingkan Pudjodiningrat, misalnya soal tata cara pelaksanaan. Selain itu, juga panitia yang menyelenggarakan. Paguyuban Songsong Buwono binaannya pun kali ini terpaksa mundur untuk tidak menggelar prosesi tapa bisu yang sudah mulai sejak 1996.

Pudjodiningrat menduga dana keistimewaan sudah menyebar ke berbagai kelompok-kelompok lain yang menjadi panitia prosesi Suro kali ini yang mengatasnamakan keraton.

Menanggapi tudingan intervensi Pudjodiningrat, keluarga keraton Gusti Bendoro Pangeran Haryo Prabukusumo menyatakan pihak keraton memang bukan penyelenggara. "Ini acara dari rakyat, keraton hanya memfasilitasi," ujar Prabu usai melepas acara tapa bisu di halaman keben keraton.

Prabu pun menyatakan untuk kelompok Abdi Dalem Keprajan yang menyelenggarakan acara ini tanpa anggaran dari keraton. "Saya tidak tahu kelompok lain dapat tidak dana keistimewaan itu untuk acara ini," ujarnya.

Kepala Bidang Sejarah Purbakala dan Museum Dinas Kebudayaan DIY Erlina Hidayati Sumardi menyatakan tahun ini tak ada kelompok yang mendapat bantuan dana keistimewaan untuk acara tapa bisu Suro. "Namun karena mubeng beteng sudah masuk agenda budaya nasional, tahun depan kami usulkan ada anggarannya," ujar Erlina.

Panitia Tapa Bisu Mubeng Beteng Keraton Kanjeng Raden Tumenngung Wijoyo Pamungkas menuturkan keraton tak pernah jadi penyelenggara. Jika ada keluarga keraton ikut hadir, itu bukan sebagai peserta dan ikut tapa bisu. "Kerabat keraton hadir sebagai tamu," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO







Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

2 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

10 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

13 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

17 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

19 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

24 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

28 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

28 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

29 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

49 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya