TEMPO.CO, Blitar - Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Arteria Dahlan menuai kecaman dari para pemilihnya di daerah pemilihan VI Jawa Timur. Mereka menuding sikap Arteria untuk merevisi U U nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi tak mewakili konstituen.
Mereka menunjuk klaim Arteria Dahlan bahwa usulan revisi UU KPK atas masukan dan aspirasi masyarakat di daerah pemilihan VI yang meliputi Kediri, Blitar, dan Tulungagung. Selain disebutkan tak pernah mengkomunikasikan kepada masyarakat pemilihnya, Arteria juga dituding mengkhianati kepercayaan masyarakat dalam upaya pemberantasan korupsi.
“Dulu saya sempat berkawan dengan dia saat pemilihan, tapi sikapnya soal UU KPK tidak lagi mewakili kepentingan suara disini,” kata Mohamad Triyanto, aktivis Komite Rakyat Pemberantas Korupsi (KRPK) Blitar, Selasa 13 Oktober 2015.
Sebagai aktivis anti korupsi, Triyanto justru mempertanyakan sikap Arteria soal usulannya mengebiri lembaga anti rasuah. Selain dinilai mempermalukan masyarakat Blitar, hal itu membuat masyarakat yang pernah memilihnya merasa dikhianati.
Kecaman senada disampaikan akademisi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Kediri Taufik Alamin. Menurut dia sikap Arteria Dahlan yang mengatasnamakan masyarakat Dapil VI adalah bentuk politisasi konstituen.
Bahkan dia mempertanyakan langkah komunikasi Arteria dengan masyarakat pemilihnya dalam usulan tersebut. “Legislator mudah saja mengatasnamakan pemilihnya karena tidak ada parameternya,” kata Taufik.
Namun lepas dari klaim politik tersebut, Taufik memastikan jika sikap seluruh masyarakat di Kediri, Blitar, dan Tulungagung akan sama untuk menolak upaya pelemahan KPK dalam bentuk apapun. Dia menilai hingga saat ini KPK masih menjadi satu-satunya lembaga penegakkan hukum yang bisa dipercaya masyarakat.
"Disinilah kemandirian Presiden Joko Widodo diuji untuk mengedepankan kepentingan masyarakat dibandingkan amanah sebagai petugas partai," kata Taufik.
Arteria Dahlan adalah legislator yang berangkat dari daerah pemilihan VI yang meliputi Kediri, Blitar, dan Tulungagung. Bersama dia terdapat pula politisi senior PDIP Pramono Anung, Djarot Syaiful Hidayat dan Eva Sundari. Meski sempat tak lolos dalam perolehan suara, namun Arteria Dahlan berhasil melenggang ke Senayan setelah menggantikan koleganya Djarot Saiful Hidayat yang menjabat Wakil Gubernur DKI dalam Pergantian Antar Waktu (PAW).
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
2 hari lalu
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.